Metodologi Penelitian
BAB I
PENGANTAR
Pengertian penelitian
Penelitian atau riset
berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan
informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah
penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Adapun pengertian penelitian menurut para ahli adalah :
1. Fellin, Tripodi & Meyer (1996) => Penelitian adalah suatu
cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan
pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi)
oleh peneliti lain.
2. Kerlinger (1986: 17-18) =>Penelitian adalah
investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu
proposisihipotesis mengenai hubungan tertentu antarfenomena.
3. Indriantoro & Supomo (1999: 16) => Penelitian merupakan
refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau
fenomena alam.
4. David H. Penny =>Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran
fakta-fakta.
5. J. Suprapto =>Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati, serta sistematis.
6. Sutrisno Hadi =>Penelitian merupakan usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
7. Mohammad Ali =>Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu
melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan
dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh
pemecahannya.
8. Tuckman =>Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban
ilmiah terhadap suatu masalah (a systematic attempt to provide answer to
question). Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah
tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa
teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan
melalui alat primernya yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri
bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
9. Hilway (1956) =>Penelitian merupakan suatu metode studi melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
10. Woody (1927) =>Penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan
kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking).
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah,
merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan
untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis.
11. Parson (1946) =>Penelitian merupakan pencarian atas sesuatu (inquiry)
secara sistematis terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
12. Nazir (1988) =>Penelitian adalah percobaan yang hati-hati dan kritis
untuk menemukan sesuatu yang baru.
13. Sutrisno Hadi (1987:3) =>Penelitian adalah usaha
untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, yang
dilakukan dengan metode-metode ilmiah.
14. Emzir (2007:3) =>Penelitian adalah suatu
kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan
menerapkan metode ilmiah.
15. Hamidi (2007:6) =>Penelitian merupakan
aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada kegunaan yang ingin dicapai, baik
untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
16. Parson (1946) =>Penelitian adalah pencarian terhadap seseuatu (inquiry)
secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dulakukan terhadap
masalah yang dapat dipecahkan.
17. John (1949) =>Penelitian adalah pencarian fakta menurut metode
objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil
atau hukum.
18. Dewey (1936) =>Penelitian adalah transpormasi yang terkendalikan atau
terarah dari suatu situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada
padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsure dari situasi orisinal menjadi
keseluruhan yang terpadu.
19. Soerjano Soekanto =>Penelitian adalah
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan
secara metodologis, sistematis, dan konsisten.
20. Arti Kata =>Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data yg dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan
prinsip-prinsip umum.
21. Depdiknas RI =>Kerjasama ilmiah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh
informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu
atau beberapa disiplin ilmu
Penelitian pada
hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Para pakar
mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan penelitian atau
penyelidikan terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari kebenaran melalui
pendekatan ilmiah.
Secara umum, penelitian
diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan dan
analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau non
interaktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui
berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.
Penelitiaan merupakan upaya untuk
mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya
dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima
langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: (1)
mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan
replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5)
menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).
Penelitian dapat pula
diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan
yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau persoalan sebagai suatu
masalah yang diteliti. Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian ialah proses
penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan
mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan
tersebut, baik discovery atau invention. Hasil temuan sesuatu
yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery. Sukardi
(2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai hasil temuan memang
sebetulnya sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya penemuan Benua Amerika. Lebih
lanjut ia menjelaskan bahwa invention dapat diartikan sebagai penemuan
hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya hasil kloning
dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk
menemukan jenis yang baru.
Penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar positivis dan banyak
diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, sosial, ekonomi, dan
pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri penelitian yang memiliki
dasar positivis, antara lain sebagai berikut:
a. Menekankan objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruang
dan waktu.
b. Menginterpretasi variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka.
c. Memisahkan antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti.
d. Menekankan penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban permasalahan
yang hendak diteliti.
Pengertian penelitian
yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah
proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informas (data) dalam
rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau
menjadi perhatian kita. Mirip dengan pengertian di atas, Dane (1990: 4)
menyarankan definisi sebagai berikut: Penelitian merupakan proses kritis untuk
mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta
dunia.
Pengertian yang benar
tentang penelitian sebagai berikut, menurut Leedy (1997: 5): Penelitian adalah
suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data)
jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau
pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena.
Proses tersebut, yang
sering disebut sebagai metodologi penelitian, mempunyai delapan macam
karakteristik:
1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.
2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.
3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.
4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah
yang lebih dapat dikelola.
5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis
penelitian yang spesifik.
6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.
7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian.
8) Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus; atau lebih
tepatnya, helikal—seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Perbedaan Metodologi Penelitian dan Metode Penelitian
Metodologi jelas terdiri dari dua kata, method dan logos, yang artinya ilmu tentang metode. Berbeda dengan metode yang hanya terdiri dari satu kata, method, yang artinye metode atau cara.
Methodology didefinisian sebagai “a set of system of method, principles and rules of regulating a given discipline” (dictionary.com/methodology). Sedangkan method artinya: “a procedure, technique, or way of doing somethings, especially in accordance with a definite plan” (dictionary.com/method).
Metodologi lebih bersifat general. Metodologi adalah sistem panduan untuk memecahkan persoalan, dengan komponen spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat. Dengan demikian, metode berada di dalam metodologi, atau dengan kata lain, metode lebih berkenaan dengan teknis saja dari keseluruhan yang dibahas dalam metodologi. Dalam konteks penelitian, yang termasuk metode adalah teknik penggalian data, teknik pengolahan data, penentuan populasi serta sampel dan sejenisnya.
Manfaat Metode
Penelitian
- Dapat menyusun laporan/tulisan/karya ilmiah baik dalam bentuk paper, skripsi, thesis maupun disertasi.
- Mengetahui arti pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya.
- Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada, yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh suatu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Jenis – Jenis Metode Penelitian
Metode Penelitian dikelompokkan dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode.
A) Metode Penelitian Kualitatif
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam
tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu
setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif, dan holistik.
Ada beberapa ciri penelitian
kualitatif, yaitu :
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan
mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat
kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh
pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya
tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif
analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,
analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian,
tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan
analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan,
menemukan pola atas dasar data aslinya dan tidak ditransformasikan ke dalam
bentuk angka. Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang
diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian
naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut
memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan
justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.
3. Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan
informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang
dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan
pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di
atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan
interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana
proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi
peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentransformasi data menjadi angka untuk mengindari
hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan
konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau
hasil penelitian tersebut.
4. Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak
dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris.
Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang
tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta
menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau
generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam
konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang
lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip,
hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang
telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling
berkaitan.
5. Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada
persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran
kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada
pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi
dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina
guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan
bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi
dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu
pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan
(kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan
hasil penelitian secara tepat.
Ada beberapa jenis penelitian
kualitatif. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis penelitian
tersebut.
1.
Metode Etnografi
Menurut Miles & Hubberman seperti
yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle dalam bukunya Methods in
Educational Research From Theory to Practice, disebutkan bahwa etnografi
berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti
tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi
adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang
terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.
2.
Metode Fenomenologi
Istilah fenomenologis berasal dari
bahasa Yunani, yaitu phainomenon (penampakkan diri) dan logos
(akal). Ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri
pada pengalaman subjek. Donny Gahrial Adian dalam buku Pengantar Fenomenologi
menyebutkan bahwa fenomenologis adalah sebuah studi tentang
fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak. Dengan kata lain fenomenologi
merupakan mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak.
3.
Metode Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982)
studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu
orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan
dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
4.
Metode Teori Dasar
Jujun S. Suriasumantri (1985)
menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian
yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui.
5.
Metode Studi Kritis
Metode Studi kritis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis,
feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan
bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh
orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain.
Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras,
sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan
kemasyarakatan.
6.
Metode Analisis Konsep
Menurut Peter Salim dalam kamus besar
Bahasa Indonesia (1990:61) analisis adalah penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta
yang tepat (asal-usul, sebab, penyebab, sebenarnya, dan sebagainya)”. Sedangkan
pengertian konsep menurut Woodruf adalah suatu gagasan/ide yang relatif
sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif
yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau
benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap
objek/benda). Dari dua definisi tersebut kita dapat simpulkan bahwa definisi metode
analisis konsep adalah penelitian yang memfokuskan kepada suatu konsep
yang telah ada sebelumnya, agar dapat di fahami, digambarkan, dijelaskan dan
implementasinya di lapangan.
7.
Metode Analisis Sejarah
Metode analisis sejarah atau
penelitian historis menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 :
411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 adalah
penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini
mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan
seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam
mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan,
dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
B) Metode Penelitian Kuantitatif
Menururt Punch (1988: 4) metode penelitian kuantitatif merupakan
penelitian empiris di mana data adalah dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung/
angka. Penelitian kuantitatif memerhatikan pada pengumpulan dan analisis data
dalam bentuk numerik.
Metode penelitian kuantitatif memiliki ciri khas
berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang
diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel
penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi
variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk
mempelajari subyek yang ia teliti. Selain itu, penelitian kuantitatif memiliki
beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi temuan penelitian
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian
kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar
variabel yang diteliti.
2. Pendekatan
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti
menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal
untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi
susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel).
Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus.
Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
3. Peran peneliti
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai
observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
4. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi
tinggi
5. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif
bersifat nomothetik dan dapat di generealisasi.
6. Penelitian kuantitatif menggunakan paradigma
positivistik-ilmiah
Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat
diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan
kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme
melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji
statistik.
7. Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori.
Sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya
membuktikan teori (menerima atau menolak teori).
8. Penelitian kuantitatif khususnya
eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.
Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y?
atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk
mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau
mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan
berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui
teknik-teknik penelitian melainkan juga melalui analisis statistik.
9. Waktu pengumpulan dan analisis data sudah
dapat dipastikan
Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan
data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan
dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang
dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah
dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan
penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat
ditentukan.
ada beberapa metode penelitian yang termasuk pada penelitian kuantitatif.
Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut para ahli
diantaranya adalah:
1. Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah
dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2. Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah metode yang
digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua
variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini
tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan
mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik
untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
3. Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian
dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta
tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
4. Metode Survei
Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survei adalah satu bentuk
teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa
orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode
penelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum
penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey
(1982) “metode penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik
pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
5. Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang
digunakan dalam penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak
dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian
teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu.
6. Metode True Experiment
Dikatakan true experiment (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena
dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true
experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara
random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok
kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
7. Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
8. Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan
eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.
C. Langkah-Langkah Metode Penelitian
Karena metode Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya.
Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam
melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan
penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari
masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun
makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan mengamati ombak di
lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi
ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak?
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain
sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat
Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah
dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan
menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat
dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari
jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan hipotesis
Ketika
kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada
saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih
meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan
untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan
sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum
dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita
buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat.
3. Perancangan penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus
disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau
sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat).
b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola
teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas).
c. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan
tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan penelitian
Langkah
langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan
penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus
dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra
penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan
indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah
mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah,
warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga
akan diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat
buah mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2. Pengolahan data
Setelah data-data yang diperlukan berhasil
dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis
data. Data yang diperoleh dapat ditulis atau dinyatakan dalam beberapa bentuk,
seperti table, grafik dan diagram.
3. Menarik kesimpulan
Setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat
mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau
mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari
penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil
penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang
kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan penelitian
Sistematika penyusunan laporan penelitian meliputi :
a. Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil
penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis.
b. Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian
yang berisi tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori
dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti
mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian
metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik
pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian
yang berhasil dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan
dalam bentuk grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan
merupakan jawaban terhadp hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari
peneliti kepada pihak lain, yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk
melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
JENIS
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi:
BAB II
METODE ILMIAH DAN PENELITIAN
METODE ILMIAH DAN PENELITIAN
PERBEDAAN
PENELITIAN DAN METODE ILMIAH
A. Pengertian Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah.
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai
tujuantujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode
ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau
noneksperimental, interaktif atau noninteraktif.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui
atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau
persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti.
Penelitian Ilmiah merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan
suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan
prinsip-prinsip umum.
B. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Metode ilmiah dianggap merupakan metode
terbaik untuk mendapatkan pengetahuan karena metode ini menggunakan pendekatan
yang sistematis, objektif, terkontrol, dan dapat diuji, yang dilakukan melalui
metode induktif maupun deduktif. Beberapa metode lain yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan selain metode ilmiah adalah melalui intuisi, rasionalisme, dan
empiris.
Dalam penerapannya, kadang-kadang penelitian dan metode ilmiah disamakan
artinya. Namun penelitian dan metode ilmiah terdapat beberapa perbedaan.
Perbedaan tersebut akan diuraikan dalam tabel berikut ini.
TABEL PERBEDAAN
PENELITIAN DAN METODE ILMIAH
No.
|
PENELITIAN
|
METODE ILMIAH
|
1.
|
Dalam kegiatan penelitian telah
terdapat metode ilmiah yang digunakan untuk menyelidiki suatu masalah.
Sehingga apabila seseorang melakukan penelitian, orang tersebut juga telah
melakukan metode ilmiah.
|
Sedangkan Dalam Metode ilmiah
belum tentu bisa disebut suatu kerja penelitian.
Contoh :
Di suatu ruang praktek, seorang
dokter melakukan kegiatan mendiagnosis penyakit pasiennya. Dilihat dari cara
kerjanya, dokter tersebut bisa disebut melakukan metode ilmiah, tetapi belum
dapat disebut melakukan suatu kerja penelitian.
|
2.
|
Penelitian dilakukan secara sadar,
cermat dan sistematis mengenai subjek tertentu sehingga dapat mengungkapkan
fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi. Sehubungan dengan hal
tersebut Dalam melaksanakan penelitian diperlukan ketekunan, kesabaran,
ketelitian, dan keahlian khusus. Penelitian ilmiah (scientific research)
bukan hanya upaya yang dilakukan untuk pemuasan rasa ingin tahu, tetapi juga
berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
gejala-gejala sosial ataupun kebendaan (alam).
|
Sedangka Berdasar pada rumusan
masalah pada metode ilmiah, cara kerja dalam metode ilmiah lebih
sederhana dibanding cara kerja pada metode ilmiah.
|
3.
|
Kerja penelitian dilakukan dalam
rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.
|
Sedangkan Metode ilmiah yang
dipentingkan ialah aplikasi berpikir deduktif -induktif didalam pemecahan
suatu masalah.
|
4.
|
Penelitian ilmiah rumusan masalah
cukup kompleks sehingga membutuhkan kegiatan yang kompleks pula untuk
menyelesaikan/ memecahkannya. Dalam penelitian ilmiah kita harus merancang
instrumen untuk mengumpulkan data dengan benar, menganalisis data, dsb.
Melakukan penelitian ilmiah memerlukan waktu yang lebih lama, tidak cukup
hanya satu atau dua hari saja sebagaimana kita memecahkan masalah sehari-hari
yang sederhana melalui metode ilmiah. Contoh masalah penelitian ilmiah yang
cukup kompleks misalnya: Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
penurunan prestasi mahasiswa PGSD UNNES? Untuk memecahkan masalah ini tidak
dapat dilakukan secara sederhana melalui metode ilmiah, tetapi haruslah
dengan penelitian ilmiah yang dalam pelaksanaannya tetap menerapkan
prinsip-prinsip metode ilmiah
|
Sedangkan Rumusan masalah dalam
metode ilmiah dapat berupa masalah yang sangat sederhana atau masalah yang kita
temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hari hujan, salah satu
sudut lantai kamar di rumah kita menjadi menjadi basah. Untuk menyelesaikan
masalah sederhana ini kita tidak perlu melakukan penelitian ilmiah, cukup
berpikir dengan menggunakan metode ilmiah
|
Berikut akan
dijabarkan secara kompleks tentang bentuk-bentuk konkret dari penelitian
–pengertian beserta contohnya- antara lain:
a. Eksperimen
Penelitian eksperimental merupakan
bentuk penelitian percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan
kontrol setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti
kemudian melakukan pengamatan terhadap efek atau pengaruh ketika
kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau
manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada
variabel terikat. Menurut Emzir (2008:96-103) desain penelitian ekperimen
dibagi menjadi empat bentuk yakni, pre-experimental design, true
experimental design, quasy experimental design dan factorial design.
Contoh:
Pengaruh Penerapan Strategi
Pembelajaran TANDUR Berbantuan Web Interaktif Terhadap Hasil Belajar Teknologi
Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Malang. (Kuasi Eksperimen
terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Malang Tahun Ajaran 2010/2011). (Sumber:
perpustakaan Universitas Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).
b. Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu
metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak
mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi
menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual
atau menggunakan angka-angka. (Sukmadinata, 2006:5)
Penelitian deskriptif, bisa
mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan
dalam tahapan-tahapan perkembangannya, penelitian demikian disebut penelitan
perkembangan (Developmental Studies). Dalam penelitian perkembangan ini
ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu dan ada yang
bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Contoh:
Manajemen Pengembagan Kinerja Guru
SMK se-Kabupaten Kuningan: Studi Tentang Kepemimpinan Entrepeuneur Dan
Sistem kompensasi Kreativitas dan Kinerja Inovatif. (Sumber: perpustakaan
Universitas Negeri Malang, skripsi tidak diterbitkan).
c. Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah
ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan mengetahui tingkat
hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian. (Sukardi, 2003:166)
Penelitian korelasi merupakan bentuk
penelitian untuk memeriksa hubungan diantara dua konsep. Secara umum ada dua
jenis pernyataan yang menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua
konsep, ada semacam pengaruh dari suatu konsep terhadap konsep yang lain; (2)
hubungan kausal, ada hubungan sebab akibat. Pada hubungan kausal, penyebab
diferensikan sebagai varibel bebas dan akibat direferensikan sebagai variabel
terikat. Pada penelitian korelasi tidak ada kontrol atau manipulasi terhadap
variabel.
Contoh:
Hubungan Antara Penerimaan Diri
dengan Kompetensi Interpersonal Pada Remaja (Studi korelasi pada remaja
tunanetra yang mengalami ketunanetraan tidak sejak dari lahir di PSBN Wyata
Guna Bandung). (Sumber: repository.upi.edu).
d. Komparatif
Penelitian kausal komparatif atau
penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis
dimana ilmuan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
eksistensi variabel tersebut telah terjadi. Pendekatan dasar klausa komparatif
melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh
variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian dia berusaha mencari
kemungkinan variabel penyebabnya.
Penelitian komparatif membandingkan
situasi masa lalu dan saat ini atau situasi-situasi paralel yang berbeda,
khusunya apabila peneliti tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang
diteliti. Penelitian ini bisa memiliki perspektif makro (misal:
internasional,nasional) dan mikro (misal: komunitas, individu).
Contoh:
Studi Komparatif Penerapan Model
Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Model Problem Based Learning
(PBL) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi
Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika Di SMKN 12 Bandung. (Sumber:
repository.upi.edu).
e. Evaluasi
Penelitian evaluasi merupakan bentuk
penelitian yang bertujuan untuk memriksa proses perjalanan suatu program
sekaligus menguraikan fakta-fakta yang bersifat kompleks dan terlibat di dalam
program. Misalnya adalah keefektifan, efisiensi dan kemenarikan suatu program
(Mukhadis, 2013:61).
Contoh:
Evaluasi Proses Pembelajaran TIK SMA
Negeri di Kota Malang Berdasarkan Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. (Deskriptif
tentang kondisi proses pembelajaran mata pelajaran TIK SMA di Kota Malang Tahun
Ajaran 2010/2011 dengan jumlah populasi 10 SMA Negeri dan sampel penelitian
sebanyak 5 SMA Negeri). (Sumber: perpustakaan Universitas Negeri Malang,
skripsi tidak diterbitkan).
f. Simulasi
Penelitian simulasi merupakan bentuk
penelitian yang bertujuan untuk mencari gambaran melalui sebuah sistem berskala
kecil atau sederhana (model) dimana di dalam model tersebut akan dilakukan
manipulasi atau kontrol untuk melihat pengaruhnya. Penelitian ini mirip dengan
penelitian eksperimental, perbedaannya adalah di dalam penelitian ini
membutuhkan lingkungan yang benar-benar serupa dengan keadaan atau sistem yang
asli.
Contoh:
Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pengambilan Keputusan pada Toko NAFC Collection). (Sumber: repository.upi.edu)
Penggunaan Simulasi Monte Carlo Untuk Menentukan Nilai Outcome Pada Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pengambilan Keputusan pada Toko NAFC Collection). (Sumber: repository.upi.edu)
g. Survey
Survey research
designs are procedures in quantitative research in which investigators
administer a survey to a sample or to the entire population of people to describe
the attitudes, opinions, behaviors, or characteristics of the population. (Creswell, 2012: 376)
Penelitian survey digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan
sampel yang relatif kecil. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,
instansi, lembaga, organisasi dan unit-unit kemasyarakatan dan lain-lain,
tetapi sumber utamanya adalah orang. Desain survey tergantung pada penggunaan
jenis kuisoner. Survey memerlukan populasi yang besar jika peneliti
menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata, semakin besar sample survey
semakin memberikan hasil akurat. Penelitian survei memiliki tiga tujuan utama
yaitu menggambarkan keadaan saat itu, mengidentifikasi secara terukur keadaan
sekarang untuk membandinkan, menentukan hubungan kejadian yang spesifik.
Contoh:
Stress and Burnout in Rural and Urban
Secondary School Teachers. Journal of Educational Research. 1999. 92,
pg. 287–293. (dalam Creswell, 2012:378)
h. Studi Kasus
Sebuah studi kasus adalah eksplorasi
mendalam dari sistem terikat (misalnya, kegiatan, acara, proses, atau individu)
berdasarkan pengumpulan data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi
kasus, yang dapat didefinisikan sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi,
atau terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik.
Penting untuk memahami bahwa kasus dapat berupa individu, program, kegiatan,
sekolah, ruang kelas, atau kelompok. Setelah kasus didefinisikan dengan jelas,
peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya menggunakan beberapa
metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi lapangan, dan
dokumentasi.
Studi kasus kolektif; (a) melibatkan
beberapa kasus, (b) dapat terjadi selama bertahun situs, dan (c) menggunakan
banyak individu. Kerangka konseptual untuk studi kasus adalah bahwa dengan
mengumpulkan informasi mendalam tentang kasus, peneliti akan mencapai pemahaman
mendalam tentang kasus ini, apakah kasus itu adalah seorang individu, kelompok,
kelas, atau sekolah.
Contoh:
Butera, G. 2005. Collaboration in the
context of Appalachia: The case of Cassie. The Journal of Special Education,
39(2): 106–116.
Butera (2005) menggunakan studi kasus
dan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumen untuk
menggambarkan kolaborasi tim dengan anak 4 tahun di West Virginia. (Stoner,
2010: 21)
i. Teori Dasar (Grounded Theory)
Grounded Theory merupakan pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan atau menemukan
teori yang didasarkan pada studi fenomena. Dengan menggunakan grounded
theory, peneliti sengaja (a) memilih peserta yang mengalami fenomena yang
sedang dipelajari, (b) menganalisis data (yaitu, wawancara, dokumen, dan
catatan), dan (c) mendekati fenomena yang diteliti tanpa prasangka pengertian.
Kerangka konseptual ini memungkinkan suara peserta muncul , mensyaratkan bahwa
peneliti mengidentifikasi tema utama atau konsep dari data peserta , dan
memberikan jalan untuk mengembangkan teori dari perspektif peserta .
Most grounded
theory researchers will begin with research questions but they do not start
with a hypothesis, nor do they begin their investigation with a thorough review
of the literature relating to their topic. They build up theory from their data
and they do not wait until all data are collected before they begin the
analysis stage. (Bell, 2005: 19)
Contoh:
Bays, D. A., & Crockett, J. B.
2007. Investigating Instructional Leadership For Special Education.
Exceptionality, 15(3): 143–161.
Pendekatan grounded theory digunakan
oleh Bays dan Crockett (2007) untuk menyelidiki kepemimpinan instruksional
untuk pendidikan khusus di sekolah dasar. (Stoner, 2010: 22)
j. Etnografi
Ethnographic
researchers attempt to develop an understanding of how a culture works and many
methods and techniques are used in this such us: participant observation,
interview, mapping and charting, interaction analysis, study of historical
records and current public documents, the use of demographic data. (Bell, 2005:16)
Etnografi adalah analisis mendalam
dari kelompok sosial. Data biasanya dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
dan dokumen. Jenis penelitian ini berfokus pada membangun catatan perilaku dan
kepercayaan dari kelompok dari waktu ke waktu. Etnografi mengharuskan peneliti
berpartisipasi, baik sebagai pengamat atau peserta aktif, waktu interaksi yang
cukup lama dengan kelompok yang diteliti. Kerangka konseptual etnografi adalah
bahwa keterlibatan langsung ke dalam budaya kelompok akan memungkinkan peneliti
untuk melihat dunia dari perspektif kelompok, dan melihat yang akan memberikan
pemahaman tentang perilaku dan keyakinan kelompok.
Contoh:
Harry, Klingner, & Hart. 2005.
African American families under fire: Ethnographic views of family strengths.
Remedial and Special Education, 26(2): 101–112.
Harry, Klingner, dan Hart (2005)
menerbitkan sebuah studi etnografi siswa Amerika keturunan Afrika dalam
pendidikan khusus di sebuah distrik sekolah beragam budaya perkotaan. (Stoner,
2010: 22)
k. Kultural
Penelitian kultural (budaya)
merupakan penelitian yang dilakukan atas objek berupa unsur atau gejala budaya
dengan menggunakan perangkat metodologis yang tercakup di dalam ilmu
pengetahuan budaya. Unsur atau gejala budaya adalah unsur atau gejala yang
terdapat di dalam suatu masyarakat yang berkaitan dengan perangkat nilai-nilai,
pemikiran, dan hasil budi daya dalam bentuk interaksi antara masyarakat dengan
lingkungannya atau segi hasil pemikiran atau kreasi anggotanya yang terungkap
dalam wujud tulisan atau benda-benda.
Contoh:
Identifikasi Ajen Budaya Sunda Dina
Wawacan Jaka Bayawak.
(Sumber: repository.upi.edu).
l. Historis
Penelitian historikal merupakan
bentuk penelitian yang memiliki tujuan untuk menggambarkan fakta dan menarik
kesimpulan atas kejadian masa lalu. Data primer dari penelitian ini adalah data
yang bersifat historis, misalnya para arkeolog menggunakan sumber data berupa
dokumentasi tentang masa lalu. Penelitian historikal dapat digunakan untuk
menemukan solusi sementara berdasarkan kejadian masa lalu dan menggambarkan
tren masa kini atau masa depan.
Kothari (2004) mengategorikan jenis
penelitian histori ke dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan perspektif
–mempelajari kegiatan/agenda masa lampau sampai sekarang- dan pendekatan
retroperpektif –mempelajari kegiatan/agenda saat ini kemudian dihubungkan
dengan hal serupa di masa lalu-.
Contoh:
Seni Tradisi Gembyung di Kampung
Ganceuy Kabupaten Subang 1975-1999 (Suatu Kajian Historis Terhadap Sosial
Budaya Masyarakat). (Sumber: repository.upi.edu).
m. Etnologi
Penelitian etnologi merupakan
penelitian yang fokus kepada perilaku manusia. Peneliti lebih condong
menggunakan interpretasi langsung dari perilaku subjek yang diteliti daripada
melakukan interpretasi dari segi teoritik. Peneliti harus berusaha untuk
tidak nampak sebagai peneliti, karena bila tidak demikian interpretasi atas
data yang didapat dari responden akan terpengaruh.
Contoh:
Eufemisme Dalam Bahasa Simalungun
(Suatu Kajian Sosiolinguistik) (Sumber: repository.usu.ac.id).
n. Penelitian Praktis (Penelitian Tindakan/Action Reasearch)
Action research
designs often utilize both quantitative and qualitative data, but they focus
more on procedures useful in addressing practical problems in schools and the
classrooms. Action research designs are systematic procedures used by teachers
(or other individuals in an educational setting) to gather quantitative and
qualitative data to address improvements in their educational setting, their
teaching, and the learning of their students (Creswell,
2012:577).
Penelitian tindakan merupakan bentuk
penelitian yang berisi berbagai macam prosedur untuk menguraikan kasus-kasus
yang bersifat mikro atau khusus. Simpulan dari penelitian tindakan langsung
diberlakukan hanya untuk kasus yang diteliti dan tidak bisa digeneralisasikan.
Penelitian tindakan lebih condok ke metode kualitatif yang sangat bergantung
pada data penagamatan yang bersifat behavioralistik.
Contoh:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa Tentang Pemecahan Masalah Yang Melibatkan Uang Melalui Metode Simulasi
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III B SDN Cicadas 03 Gunung Putri
Bogor). (Sumber: repository.upi.edu).
Sumber referensi : http://penjual-mimpi.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-metode-penelitian-beserta.html
http://pgsdberbagi.blogspot.co.id/2014/01/perbedaan-penelitian-dan-metode-ilmiah.html
BAB
III
DESAIN
PENELITIAN
Pengertian
dan Definisi
Penelitian adalah suatu proses
mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan
metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku untuk dapat menghasilkan suatu
penelitian yang baik. Untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka
dibutuhkan desain penelitian untuk menunjang dan menberikan hasil penelitian
yang sistematik. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu penelitian dalam
pengumpulan dan menganalisis data.
Adapun desain penelitian
menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan
yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan
penelitian.
Definisi lain mengatakan bahwa
desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh
peneliti, sebagai ancar – ancar kegiatan yang akan dilaksanakan
Dalam pengertian yang lebih
luas, design penelitian mencakup proses-proses berikut :
a) Identifikasi
dan pemilihan masalah penelitian
b) Pemilihan
kerangka konsepsual
c) Memformulasikan
masalah penelitian dan membuat hipotesis
d) Membangun
penyelidikan atau percobaan
e) Memilih
serta member definisi terhadap pengukuran variabel-variabel
f) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
g) Menyusun
alat serta teknik untuk mengumpulkan data
h) Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
i) Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik
j) Pelaporan hasil penelitian
Ruang
Lingkup Design Penelitian
Ruang lingkup design
penelitian terdiri dari :
a) Penentuan
Judul Penelitian
Penentuan judul penelitian sangat penting karena
dapat mengetahui objek penelitian, subjek apa yang akan diteliti, dimana lokasi
penelitian, tujuan yang ingin di capai dan sasarannya.
Ada beberapa petunjuk bagi seorang peneliti yang
akan melakukan penelitian dalam menentukan judul, yaitu :
· Keterjangkauan
· Ketersedian Data
· Signifikansi Judul yang dipilih
Beberapa syarat yang diperlukan untuk memilih
judul penelitian, yaitu :
· Judul ditetapkan setelah peneliti mengetahui permasalahan pokok objek yang
akan diteliti
· Judul penelitian mencerminkan keseluruhan isi penulisan
· Judul harus mengemukakan kalimat singkat dan jelas
b) Penentuan
masalah penelitian.
Masalah penelitian itu merupakan pedoman
kegiatan penelitian. Dalam penelitian, masalah berperan untuk mengarahkan
kegiatan penelitian. Tanpa rumusan masalah, peneliti akan kesulitan dalam
pelaksanaan dan penulisan penelitiannya.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
perumusan masalah yaitu:
· Masih berhubungan dengan judul utama
· Mendukumg tujuan penelitian
· Mengembangkan atau memperluas cara-cara pengujian suatu teori
· Memberikan sumbangan terhadap metodelogi penenelitian
· Menunjukan variable-variabel yang diteliti.
c) Penentuan
tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dapat mengarahkan peneliti
untuk mencapai sasaran dan target yang ingin dicapai. Tujuan penelitian terdiri
dari tujuan utam dan tujuan sekunder. Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan
judul dan masalah penelitian, sedangkan tujuan sekunder sangat tergantung pada
keinginan pribadi seorang peneliti, dengan kata lain lebih bersifat subjektif
bagi peneliti.
d) Penentuan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
permasalahan namun perlu menguji kebenarannya.
Ada beberapa cara untuk merumuskan hipotesis
anatara lain yaitu sebagai berikut:
· Hipotesis yang baik harus searah dan mendukung Judul, Masalah, dan Tujuan
Penelitian
· Hipotesis harus dapat diuji dengan data empiris
· Hipotesis harus bersifat spesifik
Dalam statistik dikenal ada
dua macam hipotesis yaitu:
· Hipotesis nol (H0):
hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan dan tidak ada perbedaan atau tidak
ada pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
· Hipotesis alternative (Ha):
hipotesis yang menyatakan adannya ketidaksamaan atau adanya perbedaan dan
saling mempengaruhi anatara variabel satu dengan variable yang lain
e) Penentuan
populasi dan sampel penelitian.
Yang harus diperhatikan dalam menentukan sampel penelitian, adalah :
· Tentukan populasi di daerah penelitian.
· Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
· Tentukan metode pengambilan sampel
f) Penentuan metode dan teknik pengumpulan data.
Metode pengumpulan data
terdiri atas beberapa cara yaitu :
· Osevasi
· Wawancara
· Angket
· Pengumpulan data skunder
· Pengumpulan data melalui penginderaan jauh
g) Penentuan
cara mengolah dan menganalisis data.
Jenis-jenis
Design Penelitian
Pengelompokkan design
penelitian yang menyeluruh belum dapat dibuat dewasa ini, karena masing-masing
ahli mengelompokkan jenis design penelitian sesuai dengan kondisi ilmuwan itu
sendiri.
Ilmuwan McGrath (1970) mengelompokkan design penelitian menjadi lima, yaitu
:
· Percobaan dengan control
· Studi (belajar)
· Survey (pengamatan)
· Investigasi (meneliti)
· Penelitian tindakan
Sedangkan menurut Barnes (1964), design penelitian dibagi menjadi :
· Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan kelompok control
· Studi “ Sesudah Saja” dengan kelompok control
· Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan satu kelompok
· Studi “ Sesudah Saja” tanpa control
· Percobaan ex post facto
Shah (1972) mencoba membagi design penelitian menjadi enam kenis, yaitu :
· Design untuk penelitian yang ada control
· Design untuk studi deskriptif dan analitis
· Design untuk studi lapangan
· Design untuk studi dengan dimensi waktu
· Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif
· Design dengan menggunakan data primer atau data sekunder
Design penelitian memiliki beragam jenis dilihat
dari berbagai perspektif, antara lain :
a) Desain
penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;
· Penelitian eksploratif
· Penelitian uji hipotesis
b) Desain
penelitian berdasarkan metode pengumpulan data ;
· Penelitian pengamatan
· Penelitian Survai
c) Desain
penelitian dilihat dari pengendalian variabel-variabel oleh peneliti ;
· Penelitian eksperimental
· Penelitian ex post facto
d) Desain
penelitian menurut tujuannya ;
· Penelitian deskriptif
· Penelitian komparatif
· Penelitian asosiatif
e) Desain
penelitian menurut dimensi waktunya ;
· Penelitian Time Series
· Penelitian Cross Section
f) Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan ;
· Studi dan Eksperimen Lapangan
· Ekspreimen Laboratorium
Design Dalam
Merencanakan Penelitian
Dalam memecahkan masalah,
design dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian
yang sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu, akan terjawab
bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk
memcahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang
design yang akan dibuat untuk penelitian yang akan dikembangkan.
Design
Pelaksanaan Penelitian
Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan atau pengamatan
serta memilih pengukuran,-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan
data kemudian membuat coding dan editing, serta memproses data yang telah
dikumpulkan.
Suchman (1967) telah membagi design
dalam pelaksanaan penelitian, yaitu :
§ Design sampel
§ Design alat (instrument)
§ Design administrasi
§ Design Analisis
Sumber : (http://www.scribd.com/doc/30385686/Desain-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif)
(http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html)
(http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html)
BAB
IV
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Dalam
penelitian sering sekali peneliti berhubungan dengan data, baik itu penelitian
yang berhubungan dengan lapangan ataupun penelitian lainnya. Berikut adalah
beberapa teknik dalam pengumpulan data untuk penelitian kelebihan dan
kekurangan dalam pemakaiannya juga.
Teknik
Pengumpulan Data
- Teknik Wawancara
- Teknik Observasi (Observation)
- Teknik Daftar Pertanyaan (Questioner)
Teknik
Pengumpulan Sampel (Sampling)
A. Teknik Wawancara
a. Pengertian wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik
langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985).
Wawancara adalah salah satu metode
untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan
secara langsung dengan informan/face to face relation(Bima Walgito,
1987).
Wawancara adalah alat untuk
memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan (Dewa
Ktut Sukardi, 1983).
Wawancara informatif adalah suatu
alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan. Dengan
tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (W.S.Winkel, 1995)
b. Kelebihan dan kekurangan teknik
wawancara
Kelebihan
· Flexibility. Pewawancara dapat
secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada
saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan
“probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia
dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap
kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.
· Nonverbal Behavior. Pewawancara
dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau
perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
· Question Order. Pertanyaan dapat
diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian
secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
· Respondent alone can answer.
Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah
ditetapkan.
· Greater complexity of
questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh
responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan
mendetail.
· Completeness. Pewawancara dapat
memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.
Kelemahan :
· Mengadakan wawancara dengan
individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin
biaya.
· Interview Bias. Walau dilakukan
secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan
jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status
sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga
pewawancara mempengaruhi jawaban.
· Keberhasilan wawancara sangat
tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia
(human relation).
· Wawancara tidak selalu tepat pada
kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
· Sangat tergantung pada kesediaan,
kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat
ketelitian hasil wawancara.
· Jangkauan responden relatif kecil
dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang relatif yang lebih
mahal.
c. Hal-hal yang tidak boleh dan
boleh dilakukan dalam wawancara
Hal-hal yang harus dilakukan seorang
pewawancara adalah mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat.
Kadang-kadang ia seperti seorang penginterogasi, kadang-kadang secara tajam ia
menyerang dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai,
kadang-kadang ia mengklarifikasi, kadang-kadang pula ia seperti pasif atau
menjadi pendengar yang baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada
kemampuan melakukan kombinasi berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan
situasi dan orang yang diwawancarai.
Dalam proses wawancara si
pewawancara harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi.
Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh orang yang
diwawancarai, sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni suasana yang
konduksif bagi berlangsungnya wawancara. Dalam prakteknya, berbagai pikiran
muncul dibenak si pewawancara ketika wawancara sedang berlangsung. Seperti :
Apa yang harus saya tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara orang yang
diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah ia terlihat bicara
jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu?
d. Kesimpulan
Wawancara adalah teknik pengambilan
data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden. Wawancara
biasanya dilakukan jika peneliti bermaksud melakukan analisis kualitatif atas
penelitiannya.
B. Teknik Observasi
a. Pengertian Observasi
Observasi adalah
pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
b. Kebaikan dan kejelekan observasi
Kebaikan dari observasi
adalah sebagai berikut :
a. Data yang dikumpulkan
melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi
dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya
dari individu-individu.
b. Dapat
melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit
kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
c. Dapat
menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak
fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
d. Dapat
mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
Sedangkan kekurangannya
adalah sebagai berikut :
a. Umumnya orang yang
diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan
pekerjaannya dengan tidak semestinya.
b. Pekerjaan yang sedang
diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume
kegiatan tertentu.
c. Dapat mengganggu
proses yang sedang diamati.
d. Orang yang diamati
cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering
menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
c. Hal-hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
teknik observasi
a. Rencanakan terlebih
dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi :
Apa yang akan
diobservasi , dimana letak lokasi observasi, kapan observasi akan dilakukan,
siapa yang akan melaksanakan observasi tersebut, siapa yang akan diobservasi,
bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
b. Mintalah ijin
terlebih dahulu dari manajer dan atau pegawai yang terlibat
c. Bertindaklah dengan
rendah hati (low profile)
d. Lengkapilah dengan
catatan selama observasi
e. kaji ulang hasil
observasi dengan individu-individu yang terlibat.
Yang tidak boleh
dilakukan dalam observasi
a. Menggangu kerja
individu yang diobservasi maupun individu lainnya.
b. Terlalu menekankan
pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting.
c. Jangan membuat
asumsi-asumsi.
d. Kesimpulan
Observasi adalah metode yang cukup
mudah dilakukan untuk pengumpulan data. Penggunanan metode ini sangat
dipengaruhi oleh interesnya sang peneliti. Observasi ini lebih banyak digunakan
pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku
tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur
mana yang tepat untuk digunakan .
C. Daftar Pertanyaan (Quisioner)
a. Pengertian quisioner
Daftar pertanyaan (kuisioner) adalah
suatu daftar yang berisi prtanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang
memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari
para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim
kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.
b. Kebaikan dan kejelekan teknik
daftar pertanyaan
Keuntungan angket :
1. Bila lokasi responden jaraknya
cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
2. Pertanyaan-pertanyan yang sudah
disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam
jumlah banyak.
3. Dengan angket akan memberi
kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila
menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
4. Dengan angket responden dapat
lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
Kelemahan angket :
1. Apabila penelitian membutuhkan
reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
2. Metode ini kurang fleksibel,
kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
3. Jawaban yang diberikan oleh
responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin
jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah
melihat pertanyaan dilain nomor.
4. Sulit bagi peneliti untuk
mengetahui maksud dari apakag sudah responden sudah terjawab atau belum.
5. Ada kemungkinan terjadi respons
yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan
atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dalam teknik quisioner
c. Harapan karakteristik pertanyaan
pada angket
– Tujuan yang akan diteliti harus
jelas disusun dalam pertanyaan.
– Konfidensial : Data yang diberikan
responden merupakan rahasia informasi yang dapat dipercaya.
– Anonim : Nama dari responden
seyogyanya bukan menjadi masalah yang penting dalam penelitian.
– Pertanyaan mudah dipahami oleh
responden.
– Spesifik : Pertanyaan harus
dirumuskan secara spesifik dan jelas.
– Ambigiositas : Bila pertanyaan
bersifat mendua arti akan menyulitkan bagi responden untuk menjawabnya.
Contoh : Anda suka naik gunung dengan sepeda dan naik kuda?
Disini dua pertanyaan ditanyakan bersama.
Contoh : Anda suka naik gunung dengan sepeda dan naik kuda?
Disini dua pertanyaan ditanyakan bersama.
– Faktual : Pertanyaan seyogyanya
bersifat meminta fakta bukan opini.
Contoh : beberapa orang terbunuh dalam peperangan itu?(fakta)
Bagaimana pendapat anda pada pembunuhan itu. (opini)
Contoh : beberapa orang terbunuh dalam peperangan itu?(fakta)
Bagaimana pendapat anda pada pembunuhan itu. (opini)
– Ketidakjelasan atau kesamaran :
Pertanyaan seyogyanya tidak mengandung ketidak jelasan atau samar-samar
keraguan.
Contoh : Pada suatu pertandingan sepak bola, anda suka bila ada taruhannya?
Contoh : Pada suatu pertandingan sepak bola, anda suka bila ada taruhannya?
– Pertanyaan seyogyanya tidak
memberi petunjuk responden terarah pada suatu masalah tertentu.
Contoh : Bukankah anda berfikir bahwa menambah dosis obat yang diminum membahayakan, bukan?
Contoh : Bukankah anda berfikir bahwa menambah dosis obat yang diminum membahayakan, bukan?
– Pertanyanan hendaknya tidak
mempersukar responden untuk menjawabnya.
Contoh : Berapa kali anda setiap hari mandi atau sikat gigi?
Contoh : Berapa kali anda setiap hari mandi atau sikat gigi?
– Pertanyaan hendaknya jangan
bersifat pribadi. Kecuali kalau perlu sekali, hindari pertanyaan yang bersifat
pribadi.
Contoh : Apakah anda suka kawin lagi ?
Contoh : Apakah anda suka kawin lagi ?
– Pertanyaan hendaknya tidak terlalu
panjang, seyogyanya singkat dan jelas.
– Petanyaan hendaknya besifat logis.
Tanpa bertanya “apakah anda mempunyai TV?” Sudah ditanya “Program TV apa yang anda suka?”
Tanpa bertanya “apakah anda mempunyai TV?” Sudah ditanya “Program TV apa yang anda suka?”
d. Kesimpulan
Kuesioner (angket) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden.
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
D. Teknik Pengumpulan sampel
(sampling)
a. Pengertian pengumpulan sampel
Sampling adalah “…the process of
choosing a representative portion of a population. If contrasts especially with
the process of complete enumeration, in which every member of the defined
population is included…” (Cristina P. Parel et.al. : 1973).
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud
untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
b. Kebaikan dan kejelekan sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan sampel yaitu:
a. Penelitian sampel dapat dilakukan
lebih cepat dan lebih murah. Karena sampel itu lebih kecil dari seluruh
populasi maka pengumpulan dan pengolahan data dilakukan lebih cepat.
Selanjutnya karena sample hanya merupakan bagian saja dari populasi maka biaya
pengumpulan informasi menjadi lebih rendah.
b. Penelitian sampel dapat
menghasilkan informasi yang lebih komprehensif. Sebuah sampel yang kecil dapat
diselidiki secara lebih teliti dan lebih mendalam, sedangkan untuk suatu
populasi yang besar, biaya penyelidikannya akan tidak terbayar.
c. Penelitian sampel lebih akurat.
Suatu kelompok kecil peneliti dengan keterampilan tinggi akan melakukan lebih
sedikit kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data daripada kesalahan yang
akan dilakukan oleh suatu kelompok yang besar.
d. Oleh karena penghematan yang
diperoleh dalam waktu dan biaya maka dengan penelitian sampel dimungkinkan
untuk menyedikan populasi yang lebih besar dan lebih bervariasi daripada yang
dapat dilakukan dalam waktu dan dengan biaya yang sama, apabila yang dikerjakan
itu adalah enumerasi lengkap (Ronny Haditijo Soemantro, 1985: 42).
Kekurangan dari pengumpulan data
berdasarkan teknik sampel adalah kurang hasil yang kurang akurat karena
kemungkinan terpilihnya item-item yang tidak mewakili dari populasi yang
diteliti karena pengumpulan sampel sacara random.
c. Teknik-teknik pengumpulan sampel
a. Sampel random atau sample acak,
sampel campur
Teknik sampling ini diberi nama
demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur”
subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan
demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak
setiap subyek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan
satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
b. Sampel berstrata atau stratified
sample
Apabila peneliti berpendapat bahwa
populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan sample
tidak boleh dilakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan, dan
setiap strata harus diwakili sebagai sampel.
c. Sampel wilayah atau area
probability sample
Seperti halnya pada sampel berstrata
dilakukan apabila ada perbedaan antara strata yang satu dengan strata lain,
maka kita lakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang
satu dengan wilayah yang lain.
d. Sampel proporsi atau proportional
sample, atau sample imbangan
Teknik pengambilan sample proporsi
atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunakan teknik
sampel berstrata atau sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya subyek yang
terdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu,
untuk memperoleh sampel yang representative, pengambilan subyek dari setiap
strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya
subyek dalam masing-masing strata atau wilayah.
e. Sampel bertujuan atau purposive
sample
Sampel bertujuan dilakukan dengan
cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan
dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara
seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan
tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi:
1. pengambilan sampel harus
didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. subyek yang diambil sebagai
sample benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri
yang terdapat pada populasi (key subyectis).
3. penentuan karakteristik populasi
dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
f. Sampel kuota atau quota sample
Teknik sampling ini juga dilakukan
tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada
jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi
subyek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari
mana asal subyek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi
adalah subyek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang
penting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah
ditetapkan.
g. Sampel kelompok atau cluster
sample
Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok
yang bukan merupakan kelas atau strata. Dalam membicarakan masalah
persekolahan, kita jumpai adanya kelompok sekolah SD, SLTP, SLTA.
Kelompok-kelompok tersebut dapat dipandang sebagai tingkatan atau strata.
Demikian pula kelompok pegawai negeri,
anggota ABRI, pedagang, petani, nelayan, dan sebagainya, kita tidak dapat
memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok. Inilah yang disebut cluster. Di
dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus dipertimbangkan dengan
masak-masak apa ciri-ciri yang ada.
h. Sampel kembar atau double sample
Sampel kembar adalah dua buah sampel
yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah
apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan
pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama
jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang untuk mengecek, jumlahnya
tidak begitu besar (Prof. Dr. Suharsini Arikunto, 2006: 133-142).
d. Kesimpulan
Apabila peneliti ingin mendapatkan semua
liku-liku dan semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian atau dalam suatu
populasi sangat mudah untuk mengumpulkan data hanya dengan teknik sampling ini.
Sumber : https://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/
BAB
V
PERUMUSAN
MASALAH
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
DEFINISI
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di
antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian
akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau
disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di
antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan
perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu
anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan
kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri.
JENIS
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi:
- Perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena.
- perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
- Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
- Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
- Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan
- fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
KRITERIA
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang
diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu
- Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.
- Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
- Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
POSISI/PENEMPATAN
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi, antara lain
- Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti,
- Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang penelitian
- Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.
Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak
terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang
bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari kegiatan
penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun,
hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang
ada.
Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali
mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Sumber : https://skripsimahasiswa.blogspot.co.id/2009/08/perumusan-masalah-penelitian.html
Terima kasih ka, sangat membantu artikelnya dalam mengerjakan tugas💞 lopyupul hehehe
BalasHapus