Sistem Informasi
BAB I
KONSEP DASAR SISTEM
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan bahwa
teknologi hanya merupakan salah satu dari empat elemen sistem informasi dalam
organisasi. Untuk mengembangkan sistem informasi, maka kita perlu memahami
prinsip, teknik, dan catatan untuk analisis sistem dan desain sehingga kita
akhirnya dapat memahami bagaimana menganalisa keadaan bisnis yang secara logis
menerapkan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Prinsip-prinsip ini perlu dikuasai oleh seorang manajer atau pemakai sistem
informasi disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
- Para manajer bisnis sangat mungkin mengembangkan sistem mereka sendiri. Untuk membangun sistem dengan end-user yang berkualitas, seorang manajer harus menerapkan prinsip yang sama jika sistem tersebut dikerjakan oleh pihak lain.
- Seorang manajer bisnis mungkin saja bekerjasama atau berkonsultasi dengan professional sistem. Untuk itu seorang manajer harus menguasai konsep sistem sehingga dapat mengkomunikasikan dan mengkonfirmasikan apa yang diinginkan oleh perusahaan.
- Seorang manajer bisnis harus memahami konsep sistem untuk menguasai Sistem Informasi.
KONSEP SISTEM
Sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling
bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan. Sistem informasi adalah kumpulan hardware
dan software komputer, prosedur, dokumentasi, formulir dan orang yang
bertanggungjawab untuk memperoleh, menggerakkan, manajemen, distribusi
data dan informasi. Proses yang harus diikuti dalam pengembangan suatu sistem
yang baik disebut sistem analysis and design (SA&D). proses
SA&D ini didasarkan pada pendekatan sistem untuk mengatasi suatu
masalahyang disebabkan oleh beberapa prinsip dasar berikut ini.
·
Seorang manajer harus tahu apa (what) yang dilakukan oleh suatu
sistem sebelum membuat spesifikasi bagaimana (how) suatu sistem
bekerja.
·
Memilih cakupan yang tepat atas keadaan yang dianalisa akan berpengaruh
terhadap masalah apa yang bisa diatasi dan yang tidak.
·
Suatu masalah (atau sistem) sebenarnya terdiri dari beberapa masalah, sehingga
strategi yang tepat adalah mengurutkan masalah yang besar ke masalah yang
kecil.
·
Pemecahan suatu masalah antara satu bagian dengan bagian lain mungkin sekali
berbeda, sehingga pemecahan alternatif yang menunjukan perspektif yang berbeda
hendaknya dibuat dan diperbandingkan sebelum hasil akhir dipilih.
·
Masalah dan pemahamannya berubah ketika dilakukan analisa, sehingga seorang
manajer harus mengambil pendekatan bertahap terhadap pemecahan masalah. Hal ini
memungkinkan komitmen yang terus bertambah (incremental) terhadap
pemecahan masalah tertentu, dimana keputusannya adalah berlanjut atau tidak ke
tahap berikutnya.
KERANGKA KERJA
ORGANISASIONAL DARI SUATU SISTEM
Ada berbagai
macam kerangka kerja organisasional dari suatu sistem, namun yang terpenting
adalah agar organisasi dapat bekerja efektif. Kerangka kerja yang dimaksud
seperti pada gambar 1.1 berikut adalah manusia, teknologi,
tugas-tugas/prosedur, dan struktur organisasi. Hal yang harus diperhatikan
adalah setiap kali kita mengubah satu karakteristik atau lebih dari empat
komponen yang ada, kita harus mempertimbangkan perubahan karakteristik yang
lain. Contoh sederhananya adalah kalau teknologi komputer di kantor berubah,
maka orang dalam organisasi tersebut harus pula berubah, dan mungkin cara
mengubahnya adalah dengan dilakukan pelatihan ulang bagi pegawai. Kalau salah
satu komponen organisasi berubah, dan komponen yang lain juga harus berubah,
maka pertanyaannya adalah dalam konteks kepentingan organisasi, komponen
manakah yang pertama kali diubah? Jawaban secara
konkret mungkin sangat sulit, namun jika teknologi berubah, maka kita harus
mempertimbangkan kompensasi perubahan tiga komponen lainnya. Kita dapat
menggunakan perubahan ini untuk memaksa komponen lain untuk ikut berubah, dan
kita dapat menggunakan perubahan teknologi agar terjadi inovasi yang
menguntungkan perusahaan.
Unsur Manusia Dalam Sistem Informasi
Manusia sebagai penyedia dan pemakai informasi
merupakan bagian integral dari sistem informasi. Pemahaman terhadap unsur
manusia membantu memahami mengapa suatu sistem tidak cocok untuk setiap orang.
Newell dan Simon (1972) membagi empat komponen pemrosesan informasi yakni
penerimaan rangsangan (reception of stimuli), mempengaruhi tindakan (effecting
actions), pemrosesan (processing), dan memori (memory). Empat
komponen ini pulalah yang digunakan dalam suatu sistem informasi yang
menggunakan komputer yakni input, proses, output dan penyimpanan. Lebih lanjut
Newell dan Simon menunjukan beberapa eksperimen bahwa manusia memiliki tiga
jenis memori atau sistem penyimpanan yang berbeda.
- Memori Jangka Panjang : Tempat penyimpanan dari fakta yang luas dan hubungan-hubungan yang ada di otak manusia.
- Memori Jangka Pendek : Tempat kecil di otak untuk memanipulasi data.
- Memori Eksternal : Alat-alat di luar otak (komputer, kertas, dan lain-lain)
Pembuatan
Keputusan
Karena
pembuatan keputusan merupakan tugas manajerial yang rutin, maka dapat
ditentukan bagaimana manusia membuat keputusan dalam organisasi. Pemahaman
proses pembuatan keputusan merupakan hal penting dalam sistem informasi.
Model pembuatan
keputusan dapat dilihat pada gambar 1.2. Dari gambar tersebut, kita dapat
mendefinisikan masing-masing elemen proses pembuatan keputusan.
·
Intelligence : Mencari kondisi lingkungan yang menimbulkan adanya
kebutuhan untuk membuat suatu keputusan, dan pengumpulan data yang relevan.
· Desain :
Mengembangkan dan menemukan solusi atau tindakan alternatif, serta kelayakan
solusi/tindakan.
·
Pilihan : Pemilihan alternatif yang terbaik terhadap masalah yang ada.
·
Persuasi : Mempengaruhi orang lain yang terlibat dalam implementasi keputusan
sehingga mereka menerima dan mengikuti solusi yang telah dipilih.
·
Implementasi : Pembuatan dan pengelolaan solusi yang baru sehingga
dilakukan tepet waktu dan efisien.
·
Follow-up : Memonitor solusi untuk menjamin bahwa keputusan tersebut
dapat bekerja seperti yang diharapakan dan memodifikasi atau memperbaiki
solusi.
Untuk memecahkan masalah manusia dapat dibantu atau
bahkan digantikan oleh sistem informasi. Misalnya teknik matematika seperti
program linier dapat digunakan pada tahap pemilihan alternatif
keputusan. Simulasi komputer digunakan untuk menguji pemecahan alternatif pada
tahap desain. Program manajemen proyek membantu pada tahap implementasi.
Beberapa organisasi memiliki ahli tentan faktor-faktor manusia yang terlibat dalam
perancangan sistem untuk mempertimbangkan karakteristik manusia yang memproses
informasi. Spesialis sistem ini memperkirakan jumlah informasi yang diperlukan,
formatnya, pengaruh warna dan grafik dalam memahami data, konsistensi,
tataletak laporan, dan lain-lain. Dapat disimpulakan bahwa dalam membuat
sistem berteknologi tinggi harus dengan sentuhan manusia agar pegawai dan
manajer organisasi merasa puas dan senang menggunakan aplikasi sistem informasi
tersebut.
KARAKTERISTIK
SISTEM
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan
unsur-unsur dari sitem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang
dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya.
- Batasan (Boundary) : Penggambaran dari suatu elemen/unsure mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.
- Lingkungan (Environment) : Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.
- Masukan (Input) : Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem.
- Keluaran (Output) : Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan di layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
- Komponen (Components) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi ataupun output. Komponen ini bisa subsistem dari sebuah sistem.
- Interface : Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
- Penyimpanan (Storage) : Area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara komponen sistem yang memungkinkan komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama.
Tabel 1.1. Contoh Karakteristik
Sistem Penggajian
Sistem
|
Penggajian
|
Batasan
|
Hanya pada sistem penggajian saja,
tidak pada sistem lain
|
Lingkungan
|
Sistem kehadiran, sistem
penyetoran uang gaji ke Bank
|
Input
|
Kartu gaji
|
Output
|
Cek gaji
|
Komponen
|
|
Interface
|
|
Storage
|
|
Sistem Logik dan Sistem Fisik (Logical
and Physical System)
Terdapat dua macam penggambaran sistem secara umum,
khususnya yang menyangkut fungsi dan bentuk dari sistem, yaitu sistem logik dan
sistem fisik.
- Sistem Logik (Logical System)
Sistem logik menjelaskan fungsi dan tujuan dari sistem
tanpa menyinggung hal-hal yang bersifat fisik dimana sistem itu
diimplementasikan. Sebuah sistem logik adalah representasi dari independensi
dari teknologi. Maksudnya, dalam sebuah aplikasi sistem kita harus mendapatakan
spesifikasi logik dan berfungsi secara tepat untuk memperoleh pemahaman
bagaimana memilih diantara berbagai alternatif implementasi fisik. Lebih dari
itu, biaya dan tenaga untuk merubah suatu sistem akan meningkat ketika kita
melakukan implementasi lebih jauh pada sarana fisiknya.
- Sistem Fisik (Physical System)
Sistem fisik juga merupakansebuah penggambaran atau
abstraksi, tetapi sistem ini menggunakan symbol dan notasi untuk menunjuk
bentuk fisik, tentang bagaimana dan dimana sistem beroperasi.
Contoh yang menggambarkan perbedaan sistem logik dan
sistem fisik :
Sistem dalam pendaftaran atau regristrasi kuliah. Dari
sistem logik akan menunjukan langkah-langkah regristrasi kelas, pengecekan
permintaan kelas dengan persyaratan yang ada, adan membuat daftar mahasiswa
yang dibolehkan mengikuti kuliah tersebut. Sementara itu sistem fisik akan
menujukan cara-cara pendaftaran kelas dengan menggunakan punched cards atau
terminal komputer, pengecekan prasyarat yang dilakukan secara manual atau
elektronik (dengan membandingkan transkip dengan diskripsi mata kuliah).
BAB II
KONSEP DASAR INFORMASI
PENDAHULUAN
Bab ini membahas landasan tentang informasi. Pertama-tama Anda akan
diperkenalkan kepada lingkungan informasi, yang mencakup arus informasi di
dalam organisasi maupun yang berhubungan dengan bagian eksternal organisasi.
Selanjutnya, Anda akan diperkenalkan pada pengertian makna data dan informasi
sehingga Anda diharapkan mampu membedakan kedua istilah tersebut dengan tepat.
Selain itu, Anda juga akan mempelajari hierarki data, karakteristik informasi,
dan ragam informasi untuk manajemen.
LINGKUNGAN
INFORMASI
Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen modern.
Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi. Sebagaimana
diketahui, sumber daya 4M+1I yang mencakup manusia (SDM), material (termasuk di
dalamnya energi), mesin, modal, dan informasi merupakan sumber daya vital bagi
kelangsungan organisasi bisnis.
Informasi tidak hanya dipakai untuk kepentingan internal dalam organisasi,
tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal (di luar organisasi). Pemakai internal
meliputi staf operasi, manajemen tingkat bawah hingga manajemen tingkat atas,
sedangkan pemakai eksternal dapat berupa pelanggan, pemegang saham, pemasok
atau mitra kerja, dinas pajak, dan lain-lain.
Setiap individu, dari manajer hingga staf operasi, memerlukan informasi yang
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Tentu saja, masing-masing
berkepentingan terhadap informasi dengan sifat yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, manajer memerlukan informasi yang ringkas tentang kegiatan operasional,
sedangkan staf operasi memerlukan informasi yang lebih detail.
Arus informasi dalam suatu organisasi dapat mengalir dengan arah mendatar atau
vertikal. Pada arah mendatar, informasi digunakan untuk mendukung kegiatan
operasional, yang berupa infomasi rinci tentang transaksi. Pembelian barang,
tagihan hutang, dan penggunaan bahan-bahan mentah. Adapun pada arah vertikal,
informasi mengarah pada semua level manajemen. Arus informasi yang mengalir
keatas berisi rangkuman kinerja operasional. Semakintinggi level manajemen,
semakin ringkas informasi yang diperlukan. Arus informasi yang mengalir ke bawah berupa instruksi, kuota, dan
anggaran-anggaran. Selain arus informasi mendatar adan vertikal,
informasi juga mengalir dari internal ke eksternal atau sebaliknya. Interaksi
anatara pelanggan dengan internal organisasi serta pemasok dengan internal
organisasi berada pada tataran operasional. Adapun pemegang saham berinteraksi
dengan internal organisasi pada level manajemen tingkat atas. Untuk lebih
jelasnya lihat agmbar piramida di bawah ini.
DATA
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan
transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung
kepada pemakai. Data sering kali disebut sebagai bahan mentah informasi.
Melalui suatu proses transformasi, data dibuat menjadi bermakna. Data dapat
berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.
Data yang
terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang menyatakan
tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang.
Teks adalah
sederetan huruf, angka, dan symbol-simbol khusus (misalnya + dan $) yang
kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual.
Citra (image) adalah data
dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto,
hasil roentgen, dan tanda tangan, ataupun gambar yang lain.
Audio adalah data
dalam bentuk suara. Instrument musik, suara orang atau suara binatang, gemercik
air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio.
Video menyatakan
data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan
suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu kejadian atau aktivitas.
INFORMASI
informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat
mendatang.
Jadi, hal yang terpenting untuk membedakan informasi dengan data, informasi itu
mempunyai kandungan “makna”, data tidak. Pengertian makna di sini merupakan hal
yang sangat penting., karena berdasarkan makanlah si penerima dapat memahami
informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik
suatu kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan.
Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti
berikut (Davis, 1999) :
1.
Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan
kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah
mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.
2.
Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.
3.
Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan
terhadap informasi yang telah ada.
4.
Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap
informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
5.
Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah adasehingga
keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.
HIERARKI DATA
Secara tradisional, data disusun dalam suatu hierarki yang terdiri dari elemen
data, rekaman (record), dan berkas (file), sebagaimana terlihat
pada gambar berikut.
- Elemen Data
Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak
dapat dipecah lagi menjadi unit data yang lain. Misalnya pada data kepegawaian,
elemen data dapat berupa nama pegawai, alamat, kota tempat tinggal, dan
atribut lain yang berkaitan dengan pegawai.
Istilah lain untuk elemen data adalah medan (field),
kolom, item, dan atribut.
- Rekaman
Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang
saling terkait, sebagai contoh, nama, alamat, kota, dan tempat tanggal lahir
seorang pegawai dapat dihimpun dalam sebuah rekaman, dan istilah lain untuk
rekaman adalah tupel dan baris.
- Berkas
Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama
membentuk sebuah berkas, berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan data yang
berkaitan dengan suatu subjek, dalam sistem basis data relasional, berkas
mewakili komponen yang disebut table atau relasi.
Dalam konteks yang lebih besar, sekumpulan berkas atau
tabel membentuk sebuah basis data, sebagai contoh, sebuah basis data
kepegawaian dapat mengandung sejumlah tabel seperti data pribadi, data
presensi, sejarah kerja, dan sebagainya.
KARAKTERISTIK DATA dan INFORMASI
Karakteristik data atau informasi yang dibahas pada satu literatur dengan
literatur yang lain sangat beragam. Perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Kualitas
Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood
Karakteristik
Informasi
|
Manajer
Tingkat Bawah
(Pengendalian Operasional)
|
Manajer
Tingkat
Menengah
(Pengendalian
Manajemen)
|
Manajer
Tingkat Bawah
(Perencanaan
Strategis)
|
Sumber
|
Banyak dari internal
|
![]() |
Banyak dari eksternal
|
Lingkup
|
Sempit, terdefinisi
dengan baik
|
![]() |
Sangat luas
|
Tingkat Keringkasan
|
Rinci
|
![]() |
Ringkas
|
Garis Waktu
|
Masa Lalu
|
![]() |
Masa Depan
|
Kekinian
|
Sangat mutakhir
Usang
|
![]() |
Cukup
|
Keakurasian yang diperlukan
|
Tinggi
|
![]() |
Rendah
|
Frekuensi Pemakaian
|
Sangat sering
|
![]() |
jarang
|
Tabel 2.2. Karakteristik
Data atau Informasi Menurut Alter
Karakteristik
|
Pokok Permasalahan
|
|
Apakah tipe data sesuai denagn
tujuan?
|
|
Apakah data cukup presisi?
|
|
Apakah data tepat waktu?
|
|
Apakah rentang waktu sesuai dengan
tujuan?
|
|
Apakah data terlalu ringkas atau terlalu
detail?
|
|
Apakah data kurang lengkap atau
berlebihan?
|
|
Apakah data mudah diakses?
|
|
Apakah sumber bias atau tidak
akurat?
|
|
Apakah data mempengaruhi
keputusan?
Apakah
manfaatnya sepadan dengan biaya?
|
KUALITAS
INFORMASI
Istilah kualitas informasi (quality of information) terkadang juga
dipakai untuk menyatakan informasi yang baik, dari sekian karakteristik yang
telah dibahas, kualitas informasi sering kali diukur berdasarkan :
- Aman (Secutiy)
- Tepat Waktu (Timeliness)
- Akurat (Accurate)
- Terkait (Relevance)
- Lengkap (Completeness)
- Korektif (Corectness)
- Jelas (Clearly)
sering dikenal dengan istilah STAR-C3
INFORMASI untuk MANAJEMEN
Salah satu pemakai yang paling banyak menggunakan informasi dalam suatu
organisasi adalah pihak manajemen. Informasi yang dibutuhakan bisa berasal dari
pihak internal maupuneksternal, dalambentuk formal ataupun informal,
berdasarkan laporan ataupun komputer.
Informasi yang dibutuhkan oleh manajer bisa dibagi menjadi 6 kategori, yaitu :
- Informasi Penyejuk (Comfort Information) adalah informasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan umum bisnis atau organisasi. Misalnya, berisi ringkasan penjualan atau produksi terakhir. Informasi ini biasanya tidak banyak digunakan, tetapi membantu manajer merasa aman terhadap operasi yang telah berlangsung.
- Peringatan (Warning) berisi penunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau barangkali memerlukan tindakan manajerial atau perubahan-perubahan renacana. Idealnya, manajer seharusnya menerima peringatan-peringatan sedini mungkin sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan sebelum masalah penting yang tidak diharapkan terjadi.
- Indikator Kunci (Key Indicator) berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi, seperti level keluhan pelanggan, yang digunakan untuk memelihara pengendalian perusahaan dan mengidentifikasi permasalahan.
- Informasi Situasional (Situational Information) adalah informasi terkini tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian manajer.
- Gosip adalah informasi informal yang berasal dari sumber seperti pihak industri yang terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.
- Informasi Eksternal (External Information) adalah informasi yang berasal adari luar departemen atau perusahaan. Kadangkala informasi ini masih hangat dan berjangka pendek (missalnya adanya penandatanganan kontrak oleh kompetitor), tetapi kadangkala berjangka panjang (misalnya studi lingkungan yang dilakukan lima tahun terakhir).


BAB III
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI
PENDAHULUAN
Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi
keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk sistem
informasi berbasis Internet, memainkan peranan penting dan makin luas dalam
bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatakan
efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan
manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi
kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika
teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses
dukungan untuk pelanggan, transaksi e-commerce, atau dalam aktivitas
bisnis lainnya.teknologi dan sistem informasi berbasis Internet dalam waktu
singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan
global yang dinamis saat ini.
PENGERTIAN
Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang –orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama
lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah
dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan),
dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan
peradaban.
Para praktisi bisnis bergantung pada banyak jenis sistem informasi yang
menggunakan berbagai teknologi informasi. Contohnya, beberapa sistem
informasi menggunakan alat hardware petunjuk sederhana (kertas dan pensil) dan
saluran informasi informal (mulut ke mulut).
KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI
Bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi kompleks, konsep
keperilakuan yang abstrak, dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis serta
nonbisnis yang tidak terhitung jumlahnya. Sebagai seorang manajer atau praktisi
bisnis, Anda tidak harus menyerap semua pengetahuan ini. Pada gambar 3.1 akan
diperlihatkan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengatur pengetahuan
yang disajikan dalam bacaan ini dan memberi garis besar tentang hal-hal ynag
perlu Anda ketahui mengenai sistem informasi.
Dari gambar kerangka kerja di atas ditekankan bahwa
Anda harus memusatkan usaha Anda dalam lima area pengetahuan Sistem Informasi
berikut ini.
- Konsep-konsep Dasar. Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis dan manajerial termasuk mengenai berbagai komponen dan peran sistem informasi. Contohnya meliputi konsep sistem informasi dasar yang berasal adari teori sistem umum, atau konsep keunggulan kompetitif yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi bisnis teknologi informasi dalam keunggulan kompetitif.
- Teknologi Informasi. Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi—yaitu meliputi hardware, software, jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis Internet.
- Aplikasi Bisnis. Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen, dan keunggulan kompetitif bisnis
- Proses Pengembangan. Bagaimana para praktisi bisnis dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis.
- Tanatangan Manajemen. Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan globaldalam bisnis.
JENIS – JENIS
SISTEM INFORMASI
Secara konsep, aplikasi sistem informasi yang diimplementasiakn dalam dunia
bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Contohnya,
beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi
operasi atau manajemen.
Sistem
Pendukung Operasi
Sistem
informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan oleh, dan
digunakan dalam operasi bisnis. Sistem pendukung operasi semacam ini
menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat digunakan oleh para
manajer. Peran dari sistem pendukung operasi perusahaan bisnis adalah untuk
secara efisien memproses transaksi bisnis, mengendalikan proses industrial,
mendukung komunikasi dan kerjasama perusahaan.
Sistem
Pendukung Manajemen
Ketika aplikasi
sistem informasi berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan untuk
pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer, aplikasi sistem tersebut
akan disebut sebagai sistem pendukung manajemen. Memberikan informasi dan
dukungan untuk pengambilan keputusan semua jenis manajer serta praktisi bisnis
adalah tugas yang rumit. Berdasarkan konsep, beberapa jenis utama sistem
informasi mendukungberbagai tanggung jawab penganbilan keputusan : (1) sistem
informasi manajemen, (2) sistem pendukung keputusan, dan (3) sistem informai
eksekutif.
Klasifikasi
Lainnya Sistem Informasi
Beberapa kategori lainnya sistem informasi dapat mendukung baik aplikasi
operasi maupun manajemen, contohnya, sistem pakar dapat memberi saran
pakar untuk tugas-tugas dasar operasi seperti diagnosa perlengkapan, atau
keputusan manajerial seperti manajemen portofolio pinjaman. Sistem manajemen
pengetahuan adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung
pembentukan, pengaturan, dan penyebaran pengetahuan bisnis ke para pegawai dan
manajer di seluruh perusahaan. Sistem informasi yang berfokus pada aplikasi
operasi dan manajerial dalam mendukung fungsi bisnis dasarnya seperti
akuntansi dan pemasaran, disebut sebagai sistem bisnis fungsional.
Terakhir, sistem informasi strategis menerapakan teknologi informasi
pada produk, layanan atau proses bisnis perusahaan, untuk membantunya
mendapatkan kelebihan strategis atas para pesaingnya. Jadi, kebanyakan sistem
informasididesain untuk menghasilkan informasi dan mendukung pengambilan
keputusan dalam berbagai tingkat manajemen dan fungsi bisnis, seperti juga
untuk tugas dasar pencatatan serta pemrosesan transaksi.
FUNGSI SISTEM INFORMASI
- Area fungsional utama dari bisnis yang penting daalm keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.
- Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.
- Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan parktisi bisnis.
- Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan startegis dalam pasar global.
- Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan wanita.
- Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, and kemampuan perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Dalam menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya menjadi
produk informasi sebagai outputnya, sistem informasi memerlukan beberapa
komponen-komponen untuk mencapainya. Komponen-komponen tersebut adalah :
- Manusia, hardware, software, data, dan jaringan adalah lima sumber daya dasar sistem informasi.
- Sumber daya manusia meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi, sumber daya hardware terdiri dari mesin dam media, sumber daya software meliputi baik program maupun prosedur, sumber daya data meliputi dasar data dan pengetahuan, serta sumber daya jaringan yang meliputi media komunikasi dan jaringan.
- Sumber daya data diubah melalui aktivitas pemrosesan informasi menjadi berbagai produk informasi bagi pemakai-akhir.
- Pemrosesan informasi terdiri dari aktivitas input daalm sistem, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian.
Tabel 3.1. Contoh-contoh
Sumber Daya Sistem Informasi dan Produknya
Sumber Daya
Sistem Informasi dan Produknya
|
Para pakar – sistem analis, pembuat software, operator sistem.
Pemakai akhir – orang-orang lainnya yang menggunakan sistem informasi.
|
Mesin – komputer, monitor video, disk drive magnetis, printer,
pemindai optikal.
Media – floppy disk magnetic tape, disk optikal, kartu plastic,
formulir kertas.
|
Program – program sistem informasi, program spreadsheets, program word
processing, program penggajian.
Prosedur – prosedur entri data, prosedur untuk memperbaiki kesalahan,
prosedur pendistribusian cek gaji.
|
Deskripsi produk, catatan pelanggan, file kepegawaian, database persediaan.
|
Media
komunikasi, pemroses komunikasi, software untuk akses dan pengendalian
jaringan.
|
Laporan manajemen dan dokumen bisnis yang menggunakan tampilan teks serta
grafik, respons audio, dan formulir kertas.
|
AKTIVITAS
SISTEM INFORMASI
Mari kita lihat lebih dekat setiap aktivitas pemrosesan informasi dasar (atau
pemrosesan data) yang terjadi dalam sistem informasi.
- Input Sumber Daya Data
Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya
harus ditangkap dan disiapkan untuk pemrosesan untuk aktivitas input. Input
biasanya berbentuk aktivitas entri data seperti pencatatan dan
pengeditan. Para pemakai akhir biasanya memasukan data secara langsung ke dalam
sistem komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dari beberapa jenis
media fisik seperti formulir kertas. Hal ini biasanya meliputi berbagai aktivitas
edit untuk memastikan bahwa mereka telah mencatat data dengan benar. Begitu
dimasukkan, data bisa dipindahkan ke dalam media yang dapat dibaca mesin,
seperti magnetic disk hingga dibutuhkan untuk pemrosesan.
- Pemrosesan Data Menjadi Informasi
Data biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan
seperti perhitungan, perbandingan, pemilahan, pengklasifikasian, dan
pengikhtisaran. Aktivitas-aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan
memanipulasi data, hingga mengubahanya ke dalam informasi bagi para pemakai akhir.
Kualitas data apapun yang disimpan dalam sistem informasi juga harus dipelihara
melalui proses terus-menerus dari aktivitas perbaikan dan pembaruan.
- Output Produk Informasi
Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai
akhir dan disediakan untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem
informasi adalah untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para
pemakai akhir. Produk informasi umum meliputi
pesan, lapora, formulir, dan gambar grafis yang dapat disediakan melalui
tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.
- Penyimpanan Sumber Daya Data
Penyimpanan adalah komponen dasar sistem informasi.
Penyimpanan adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi
disimpan secara teratur untuk digunakan kemudian
- Pengendalian Kinerja Sistem
Aktivitas sistem informasi yang penting adalah
pengendalian kinerja sistem. Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik
mengenai aktivitas input, pemrosesan, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini
harus diawasi dan dievaluasi untuk menetapakan apakah sistem dapat memenuhi
standar kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas sistem yang tepat
harus disesuaikan agar produk informasi yang tepat dihasilkan bagi para pemakai
akhir.
Tabel 3.2. Contoh Aktivitas
Dasar Sistem Informasi dalam Dunia Bisnis
Aktivitas Sistem Informasi
|
|
|
|
|
|
SISTEM
1. PENGERTIAN SISTEM
Sistem adalah
sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan. Sistem dapat abstrak maupun fisik,sebuah sistem abstrak
adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung.sebuah
sistem fisik lebih lanjut dapat didefinisikan melalui contoh – contoh sbb:
Ø Sistem peredaran darah
Jantung dan urat – urat tubuh yang
menggerakkan darah ke seluruh tubuh.
Ø Sistem transportasi
Petugas,mesin, dan organisasi yang menjalankan
transportasi barang.
Ø Sistem sekolah
Bangunan,pendidikan,petugas administrasi,buku – buku
teks dan sebagainya yang berfungsi bersama untuk memberikan pendidikan kepad
asiswa.
Ø Sistem komputer
Peralatan yang berfungsi bersama
untuk menjalankan pengolahan computer.
Pengertian Sistem Menurut:
Ø JOHN M. ECHOLS DAN HASSAN
SHADILY dalam kamus inggris-indonesia-nya, ”sIstem” diartikan sebagai
susunan.seperti misalnya yang terdapat dalam kata sistem syaraf berarti susunan
syaraf,sistem jaringan berarti susunan jaringan dsb.
Ø M.J Alexander dalam buku
Information System Analysis : Teory and Application, system merupakan suatu
group dari elemen – elemen baik berbentuk fisik maupun non – fisik ang
menunjukkan suatu kumpulan saling berhubungan diantaranya dan berinteraksi
bersama – sama menuju satu atau lebih tujuan,sasaran atau akhir dari
sebuah sistem.
Model Umum Sebuah Sistem
Komponen Input
Komponen input adalah bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data
masukan, data masukan ini digunakan sebagai komponen penggerak atau pemberi
tenaga dimana sistem ini dioperasikan, komponen penggerak ini terbagi menjadi
dua kelompok yaitu:
- Maintenance input
Maintenance input merupakan energi yang dimasukkan
supaya sistem dapat beroperasi.sebagai contoh dalam suatu sistem pengambilan
keputusan, maka maintenance inputnya adalah team manajemen yang merupakan
personil utama pengambil keputusan (decision maker)
- Signal input
Signal input adalah energi yang diproses untuk
didapatkan keluaran. Dalam sistem pengambilan keputusan tersebut, maka signal
inputnya adalah informasi yang menunjang kemudahan pengambilan keputusan
tersebut (decision support system)
Komponen Proses
Komponen proses merupakan komponen dalam sistem yang melakukan pengolahan input
untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan, di dalam suatu
proses,terjadi berbagai kegiatan seperti klasifikasi, peringkasan, pencarian
dat, organisasi data dan lain sebagainya, begitu kompleksnya sebuah proses,
maka pada tahap ini diperlukan terjadinya suatu integrasi yang baik antar
subsistem secara vertical maupun secara horizontal agar proses interaksi untuk
mencapai tujuan dapat berjalan lancar. Sebagai contoh, sistem pengambilan
keputusan pembelian barang yang dilakukan oleh seorang kepala bagian pengadaan
di suatu perusahaan dagang, harus melibatkan semua subsistem yang terkait
seperti kepala gudang, bagian keuangan, bagian inventory dan lain – lain.
Komponen Output
Komponen output merupakan komponen hasil pengoperasian dari suatu sistem.
Sistem pengambilan keputusan seorang kepala bagian pengadaan, menghasilkan
keputusan dibeli atau tidaknya suatu barang, kemudian menentukan siapa yang
akan membeli , jumlah pembelian, tempat atau lokasi pembelian dan sebagainya.
Komponen Tujuan
Terdapatnya suatu tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula dalam
proses sistem.komponen tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh
berjalannya sebuah sistem. Tujuan ini bias berupa tujuan usaha, kebutuhan
sistem, pemecahan suatu masalah dan sebagainya.
Komponen Kendala
Komponen kendala merupakan komponen yang berisikan aturan atau batas – batas
yang berlaku atas tujuan tersebut. Pendefinisian kendala yang jelas, akan
membuat tujuan menjadi lebih bermanfaat. Dengan adanya kendala atau batas –
batas yang jelas, maka akan mampu mengidentifikasikan apa yang harus
diantisipasikan dalam mencapaitujuan sistem.
Komponen Kontrol
Komponen control merupakan komponen pengawas dari pelaksanaan proses pencapaian
tujuan. Control disini dapat berupa control pemasukkan input, control pengeluaran
data, control pengoperasian dan lain – lain.
Komponen Umpan Balik
Komponen umpan balik merupakan komponen yang memberikan respon atas berjalannya
suatu sistem. Komponenini dapat berupa kegiatan seperti perbaikan atau
pemeliharaan sistem.
2. KARAKTERISTIK SEBUAH SISTEM
Dari contoh diatas, dapatlah dikenal karakteristik sistem.sebuah sistem
terdiri dari bagian – bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk
mencapai beberapa sasaran atau maksud, berarti sebuah sistem bukanlah
seperangkat unsure yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri unsure yang
dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan, atau
sasaran. Sifat dasar/
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah sistem adalah:
- Subbsistem
Adalah unsur – unsur yang membangun terbentuknya
sebuah sistem yang satu dengan sistem yang lain saling terkait dan setiap
subsistem mempunyai tugas masing – masing.
- Boundary
Adalah batas aktivitas atau batas
gerak aktivitas pada sebuah sisten atau subsistem
- Interface
Adalah penghubung antar subsistem
dalam rangka transformasi output
Tabel 1. Contoh subsistem dan interface
Sistem
Subsistem
Interface
Komputer
unit pengolahan pusat
saluran
unit masukan
unit keluaran
penyimpanan tambahan
Unit pengolahan
pusat unit
penghitung
kawat
unit
pengendali
penghubung
unitpenyimpan
Pengolahan
bact
kerja
edit
alih data
dengan
kerja
kerja
sortir
kerja satu dengan
terpisah(separate
run) kerja
update
lainnya, misalnya
kerja keluaran
pita data
- Environment
Adalah lingkungan di luar sistem yang berpengaruh
terhadap gerak sistem dalam mencapai tujuan
Ø Bentuk environment, ada 2
macam : Sistem dan Non Sistem
Ø Sifat environment, ada 2
macam : Langsung dan Tak Langsung
Ø Jangka environment, ada 2
macam : Tetap dan Sementara
Ø Efek environment, ada 2
macam : Mendukung dan Merugikan
- Input
Adalah masukan energi atau sesuatu yang siap untuk
dikelola (proses), melalui : menangkap (capture) dan menerima (entry)
- Proses
Adalah aktivitas untuk mengolah sesuatu / energi untuk
dimodel menjadi sesuatu yang mempunyai nilai manfaat.
- Output
Adalah hasil olahan sesuatu / energi
yang mempunyai nilai manfaat.
- Goal
Adalah sesuatu yang ingin diraih untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan dari sebuah sistem
- Objective
Adalah sesuatu yang ingin diraih untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan dari sebuah subsistem
3. Klasifikasi Sistem
Klasifikasi sistem dapat dilihat dalam beberapa
tinjauan, diantaranya :
¨ Berdasarkan
Wujud Fisik (Bentuk), dibedakan
Non physical adalah suatu sistem yang secara
fisik tidak ada tapi terjadi, contoh: sistem teologi
Physical adalah suatu sistem yang
secara fisik ada, contoh: sistem komputer
¨ Berdasarkan
Kejadian, dibedakan
Natural (alami) adalah sistem yang terjadi karena
proses alam dan tidak terdapat proses campur tangan manusia, contoh: sistem
rotasi bumi, sistem tata surya
Human mode (buatan manusia) adalah sistem yang terjadi
karena adanya suatu proses campur tangan manusia, contoh: sistem pengendalian
banjir, sistem tata kota
¨ Berdasarkan
Sifat, dibedakan
Deterministic adalah sebuah sistem yang beroperasi
dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat serta interaksi antar bagian –
bagian dapat diketahui secara pasti, contoh: sistem program computer, sistem
audio visual
Probabilistic adalah suatu sistem yang diuraikan dalam
istilah perilaku yang mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan
terhadap jalannya system, contoh: sistem pemilihan presiden, sistem persediaan
barang.
¨ Berdasarkan
Metode, dibedakan
Closed ( tertutup) adalah sistem yang tidak bertukar
materi, informasi, atau energi dengan lingkungannya, contoh: sebuah reaksi
kimia di dalam sebuah tabung berisolasi dan tertutup.
Open ( terbuka ) adalah sistem yang selalu berhubungan
dengan lingkungan luarnya untuk melakukan proses dalam mendapatkan output,
contoh: sistem biologis, sistem keorganisasian
4. Pengendalian Dalam Sistem
Model dasar sebuah sistem seperti
masukan, mengolah, dan keluaran tidak menyediakan pengaturan dan pengendalian
terhadap system, dalam bentuknya yang paling sederhana, keluaran sistem
dibandingkan dengan keluaraan yangdiinginkan, dan setiap penyimpangan
menyebabkan sebuah masukan dikirim pada proses atau pengolahan untuk
menyesuaikan operasi sehingga keluaran akan mendekati standar, contoh:
pengendalian umpan balik sebuah sistem.
Umpan balik (feedback) yang
bertujuan melunakkan dan mengurangi penyimpangan terhadap standar disebut umpan
balik negative (negative feedback ). Ini digunakan dalam loop pengendalian
umpan balik. Sedangkan umpan balik positif ( positive feedback ) menambah
kekuatan arah gerak sistem.jadi umpan balik positif menyebabkan sistem
mengulangi atau memperbesar penyesuaian atau kegiatan.
INFORMASI
TENTANG INFORMASI
Berikut akan disampaikan pengertian
informasi dari berbagai sumber.
1. menurut Gordon B. Davis dalam
bukunya management informations sistems : conceptual foundations,
structures, and development menyebut informasi sebagai data yang telah diolah
menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata berupa nilai yang dapat
dipahami didalam keputusan sekarang maupun masa depan.
2. menurut Barry E.Cushing dalam buku
accounting information sistem and bussines organization, dikatakan bahwa
informasi merupakan sesuatu yang menunjukan hasil pengolahan data yang
diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.
3. menurut Robert N. Anthony dan John
Dearden dalam buku management control sistems, menyebut informasi sebagai suatu
kenyataan, data, itemyang menambah pengetahuan bagi penggunanya.
4. menurut Steven H. moscove dan Mark
G.simkin dalam bukunya accounting informations sistems : concepts and practice
mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk – bentuk yang dapat
digunakanuntuk pengambilan keputusan bisnis.
Dari keempat pengertian tersebut diatas dapat
disimpulakan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi labih
berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian
nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan,
contoh hubungan data dan informasi
data
informasi
Gambar 5. Hubungan Data dengan Informasi
gambar diatas menunjukan hubungan data dan informasi.
Data belum menunjukan sesuatu yang bisa dipahami karenanya harus diproses
terlebih dahulu. Data tersebut dapat berbentuk suara, bunyi–bunyian, sinyal,
gambar dan sebagainya. Sedangkan informasi pada dasarnya merupakan sarana untuk
pengambilan keputusan.
Sedangkan informasi sebagai hasil
dari proses pengolahan data, dikatakan bernilai jika memiliki kaitan dengan
pengambilan keputusan. Sebagai contoh, tulisan “hati-hati jalan ramai” diangap
tidak bernilai jika dpasang didalam sebuah gedung. Kecuali jika tulisan
dipasang dijalan depan gedung sekolah, karena akan mengakibatkan pertimbangan
pengambilan keputusan bagi pemakai jalur lalu lintas untuk lebih berhati – hati
dan mengurangi kecepatan laju kendaraannya.
Istilah data dan informasi sering
saling tertukar dalam pemakaiannya, tetapi ada perbedaan mendasar yaitu bahwa
data adalah bahan baku yang diolah untuk djadikan informasi, sedangkan
informasi pada umumnya dihubungkan dengan pengambilan keputusan. Oleh karena
itu informasi dapat dianggap memiliki tingkat lebih tinggi dan aktif
dibandingkan dengan data.
SIKLUS INFORMASI
Pengolahan data menjadi suatu
informasi dapat digambarkan sebagai sebuah siklus yang berkesinambungan seperti
:
Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa data diolah menjadi suatu informasi, dan pada tahapan selanjutnya, sebuah
informasi akan menjadi data untuk terciptanya informasi yang lain, pada gambar
diatas dapat dilihat bahwa pada awalnya data dimasukkan kedalam model yang pada
umumnya memiliki urutan proses tertentu dan pasti, setelah diproses akan
dihasilkan informasi tertentu yang bermanfaat bagi penerima(level
management)sebagai dasar dalam membuat suatu keputusan atau melakukan tindakan
tertentu. Dari keputusan atau tindakan tersebut akan menghasilkan atau
diperoleh kejadiaan – kejadiaan tertentu yang akan digunakan kembali sebagai
data yang nantinya akan dimasukkan kedalam model (proses), begitu seterusnya
sehingga tercipta sebuah siklus yang berkesinambungan.
KARAKTERISTIK INFORMASI
Setiap informasi, memiliki beberapa
karakteristik yang menunjukan sifat dari informasi itu sendiri. Karakteristik
–karakteristik informasi tersebut antara lain adalah:
1. Benar atau
salah, karakteristik tersebut berhubungan dengan sesuatu yang realitas atau
tidak dari sebuah informasi
2. Baru, sebuah
informasi dapat berarti sama sekali baru bagi penerimanya
3. Tambahan,
sebuah informasi dapat memperbaharui atau memberikan nilai tambah pada
informasi yang telah ada
4. Korektif, sebuah
informasi dapat menjadi bahan koreksi bagi informasi sebelumnya, salah atau
palsu
5. Penegas,
informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, hal ini masih berguna
karena dapat meningkatkan persepsi penerima atas kebenaran informasi tersebut.
NILAI INFORMASI
Nilai suatu informasi berhubungan
dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa bila tidak ada pilihan atau keputusan,
informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan
strategis jangka panjang, sedangkan parameter untuk mengukur nuilai sebuah
informasi tersebut, ditentukan dari dua hal pokok yaitu:
¨ Manfaat
(use)
¨ Biaya
(cost)
suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya
lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar
iinformasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi
dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
KUALITAS INFORMASI
Kualitas informasi (quality of
information) sangat dipengaruhi oleh 3 hal pokok, yaitu relevancy, accuracy
dan timeliness.
a. Relevansi
(relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika releven bagi pemakainya. Pengukuran nilai
relevansi, akan terlihat dari jawaban atas pertanyaan “how the message used for
problem solving (decision masking)?” informasi akan relevan jika bermanfaat
bagi pemakainya. Relevansi informasi bagi tiap – tiap orang satu dengan yang
lainnya berbeda. Misalnya hasil penjualan barang mingguan kurang relevan jika
ditujukan kepada manajer teknik,tetapi akan sangat releven jika disampaikan
pada manajer pemasaran.
b. Akurasi
(accuracy)
Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi
terebut tidak biasa atau menyesatkan, bebas dari kesalahan – kesalahan dan
harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidak-akuratan sebuah informasi dapat
terjadi karena sumber informasi (data) mengalami ganguan atau kesengajaan
sehingga merusak atau merubah data asli tersebut, beberapa hal dapat
berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah :
* Kelengkapan (completeness) informasi
“are necessary message items present ?” informasi yang
lengkap, berarti bahwa informasi yang dihasilkan terdiri dari satu kesatuan
informasi yang menyeluruh dan mencakup berbagai hal yang terkait didalamnya.
Karena apabila informasi yang dihasilkan sebagian – sebagian tentunya akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara
keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuanya untuk mengontrol
atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
* Kebenaran (correctness)
informasi
“are message items correct?” informasi yang dihasilkan
oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan –
perhitungan yang ada dalam proses tersebut. Sebagai contoh, jika sebuah
informasi menunjukan total nilai gaji yang harus dibayarkan pada seorang
pegawai, maka informasi tersebut haruslah sudah benar dan memuat perhitungan –
perhitungan matematis yang ada diprosesnya seperti perhitungan tunjangan,
perhitungan potongan dan sebagainya.
* Keamanan (security)
informasi.
Keamanan sebuah informasi, tergambar dari jawaban atas
pertanyaan “did the message reach all or only the intended sistems users?”
sebuah informasi harus aman, dalam arti hanya diakses oleh pihak – pihak yang
berkepentingan sajasesuai dengan sifat dan dan tujuan dari informasi tersebut.
c. Tepat waktu
(timeliness).
“how quickly is input transformed to correct output?”
bahwa informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya
tidak boleh terlambat. Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang
baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dapat
menimbulkan kesalahan dalam tindakkan yang akan diambil.
Kebutuhan akan tepat waktunya sebuah informasi itulah
yang pada akhirnya akan menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi. Hal itu
dapat dipahami karena kecepatan mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi
tersebut memerlukan teknologi – teknologi terbaru.
Selain beberapa komponen diatas, beberapa ahli juga
menambahkan beberapa hal yang ikut menentukan kualitas dari sebuah informasi,
komponen – komponen tambahan antara lain adalah :
* Ekonomis (economy).
“what level of resources is needed to move
information through the problem-solving cycle?” bahwa factor ekonomis dari
sebuah informasi juga akan ikut menentukan kualitasnya. Hal tersebut diukur
dari seberapa besar sumber daya yang diperlukan untuk mentransformasikan
informasi menjadi komponen yang berperan dalam pemecahan suatu masalah.
* Efisien (efficiency).
Informasi akan memiliki
kualitas yang baik jika informasi tersebut memiliki efisiensi, yang
berarti bahwa informasi tersebut tepat guna bagi pemakainya.
* Dapat dipercaya
(reliability)
USIA INFORMASI
Usia sebuah informasi berhubungan
dengan waktu digunakannya informasi yang terkandung dalam sebuah laporan,
sebagai contoh, laporan yang bersifat periodik akan lebih jelas menggambarkan
usianya, seperti laporan operasi bulanan, laporan posisi keuangan pada akhir
sebuah periode dan lain-lain.
Pada dasarnya, usia sebuah informasi
dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
¨ Usia
informasi berdasarkan data kondisi, merupakan usia informasi yang
berhubungan dengan sebuah titik waktu, sebagai contoh adanya
persediaan barang per 31 des 2002 dalam laporan inventory
¨ Usia
informasi berdasarkan data operasi, merupakan usia informasi yang mencerminkan
terjadinya perubahan data selama satu periode waktu, sebagai contoh dalam
laporan penjualan barang dalam seminggu dari tanggal 1 s/d 7 agust 2003.
MUTU INFORMASI
Dalam sebuah telaah yang dibuat oleh
adam mengenai sikap manajemen terhadap sistem informasi, 75 % manajer menilai
peningkatan kualitas, kuantitas dan mutu hampir identik dampaknya terhadap
prestasi kerja, tetapi apabila diminta memilih, maka 90 5 lebih menyukai
peningkatan dalam mutu informasi dibandingkan terhadap kuantitasnya. Informasi
bervariasi dalam mutunya karena adanya bias atau kesalahan, bias tampak pada
contoh seorang wiraniaga yang cenderung menaksir penjualan yang diharapkan
terlalu tinggi atau yang memberikan tanggal pengiriman tidak realistis, bila
bias ini diketahui oleh penerima informasi, makaia akan dapat mengadakan
penyesuaian, persoalannya adalah mendeteksi bias tersebut, karena mengadakan
penyesuaian biasanya tidak sulit.
Kesalahan adalah persoalan yang
lebih gawat karena terhadap hal ini tidak dapat dilakukan penyesuaian
sederhana, kesalahan dapat disebabkan oleh:
1.
Metode pengumpulan dan pengukuran data yang salah
2. Tidak mengikuti
pengolahan prosedur yang benar
3. Data hilang
atau tidak terolah
4. Kesalahan
mencatat atau mengoreksi data
5. File histories
/ induk yang salah ( atau keliru memilih file histories ).
6. Kesalahan dalam
prosedur pengolahan ( misal kesalahan program computer )
7. Kesalahan yang
disengaja
Dalam kebanyakan sistem informasi,
penerima informasi tidak memiliki pengetahuan tentang bias atau kesalahan yang
dapat mempengaruhi mutu informasi tersebut, proses pengukuran yang menghasilkan
laporan dan ketepatan data di dalam laporan secara tak langsung menyatakan
bahwa ketepatannya tidak terjamin. Sebagai contoh, sebuah laporan sediaan
barang dapat memperlihatkan bahwa ada tersedia 347 buah widget, tetapi angka
ini mungkin berdasarkan pada sebuah buku sediaan barang
(invertaris) yang malar (perpetual), kemungkinan adanya berbagai kesalahan dalam
mencatat pengeluaran dan penerimaan barang dan sebagainya berarti besar
terjadinya kesalahan kecil, dan kadang – kadang, kesalahan besar.
Hal ini menjadi alasan mengapa
diadakan penghitungan fisik secara periodik untuk memper baiki buku sediaan
barang, kesulitan akibat bias dapat ditangani dalam pengolahan informasimelalui
prosedur – prosedur untuk mencari dan mengukur bias kemudian menyesuaikannya.
Kesulitan menghadapi kesalahan dapat diatasi dengan:
1.
Pengendalian intern untuk mengetahui kesalahan.
2. Audit intern
dan ekstern.
3. Menambahkan “
batas – batas kepercayaan “ pada data.
4. Intruksi
pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan dapat menilai kesalahan yang
mungkin terjadi.
Bentuk
penyajian
Bias keputusan akibat penyajian data
Urutan berdasarkan abjad dalam sebuah susunan
berdasarkan
Abjad, butir – butir pertama cenderung
Mendapat perhatian lebih banyak
Daripada yang kemudian.
Urutan
berdasarkan
Butir – butir dengan tingkat
Tingkat
keuntungan
keuntungan tertinggi diperhatikan
Dengan agak mengabaikan industri,
Ukuran dan sebagainya.
Urutan
berdasarkan
tingkat keuntungan dalam industri
Tingkatan
keuntungan
akan diperhatikan. Ukuran, dan
Dalam
industri
sebagainya akan kurang berpengaruh.
Ada perbedaan
antara dua cara pertama dalam mengatasi kesalahan dengan dua cara terakhir.
Kedua cara terakhirberusaha memberi batas kepercayaan pada pemakai, sedang dua
cara pertama berusaha mengurangi ketidakpastian data dan karena itu
meningkatkan kandungan informasi. Pengendalian intern dan pengauditan dalam
konteks ini dapat dianggap menambah nilai informasi yang diberikan oleh sistem
informasi dengan mengurangi keraguan akan kemungkinan adanya kebanyakan
kesalahan. Prosedur pengendalian dan audit tidak cenderung mempengaruhi
biasmaupun kesalahan yang disebabkan oleh metode pengukuran da pengumpulan
data.
Cara penyajiaan
data akan mempengaruhi atau menyebabkan bias pada cara pemakaiannya. Sebagai
contoh, bila seorang manajer poretefolio meminta daftar sediaan barang
berdasarkan tingkat keuntungan di atas 5 %, maka sediaan tersebut dapat
disajikan dalam cara yang berbeda – beda. Ancangan manajer dalam pengambilan
keputusan biasanya terpengaruh oleh penyajian tersebut. Sebagai gambaran,
bandingkan tiga pilihan dan bias – bias yang mungkin untuk mengambil keputusan.
SISTEM INFORMASI
Mengacu pada
pendapat james B. Bower dan kawan- kawan dalam bukunya computer oriented
accounting Informations sistem, maka sistem penghasil informasi atau yang
dikenal dengan nama sistem informasi, memiliki pengertian sebagai berikut :
Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk
organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.
Pada dasarnya
sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri
dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi. Sistem informasi dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak
luar tertentu laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem
informasi menerima masukkan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai
instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem menghendaki agar
masukkan, pengolahan dan keluaran tiba pada saat bersamaan, yang sesuai untuk
sistem pengolahan informasi yang paling sederhana, dimana semua masukkan
tersebut tiba pada saat bersamaan tetapi hal tersebut jarang terjadi. Fungsi
pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah
dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data
file (data file storage) kedalam model sistem informasi; dengan begitu,
kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah
dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
KOMPONEN SISTEM INFORMASI
John Burch dan
Gary Grudnitski dalam bukunya information sistem theory and practice memberikan
gambaran komponen sistem informasi seperti pada gambar dibawah.
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa sistem informasi memiliki komponen – komponen yang saling ber integrasi
membentuk satu kesatuan dalam mencapai sasaran sistem.
1.
Blok masukkan (input block), meliputi metode – metode dan media untuk menangkap
data yang akan dimasukkan, dapat berupa dokumen – dokumen dasar
2.
Blok model (model block), terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan
model matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran
tertentu
3.
Blok keluaran (output block), berupa data – data keluaran seperti dokumen
output dan informasi yang berkualitas
4.
Blok teknologi (technology block), digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi ini
merupakan komponen Bantu yang memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam
system
5.
Blok basis data (database block), merupakan kumpulan data yang berhubungan satu
dengan lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan perangkat lunak yang
memanipulasinya
6.
Blok kendali (controls block), meliputi masalah pengendalian terhadap
operasional sistem yang berfungsi mencegah dan menangani kesalahan / kegagalan
sistem.
PERANGKAT SISTEM INFOMASI
Sebuah sistem informasi yang lengkap memiliki
kelengkapan sistem sebagai berikut :
1. Hardware, bagian ini merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem informasi modern memiliki
perangkat keras seperti komputer, printer dan teknologi jaringan computer
2. Software,
bagian ini merupakan bagian perangkat lunak sistem informasi. Sistem informasi
modern memiliki perangkat lunak untuk memerintahkan computer melaksanakan tugas
yang harus dilakukannya, software dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok
yaitu :
¨ Sistem
Operasi, seperti misalnya program Microsoft windows, linux, novel netware,dan
lain sebagainya.
¨ Aplikasi
seperti Microsoft office, general ledger,corel draw, dan lain sebagainya.
¨ Utilitas,
sepertianti virus, Norton utilities, disc doctor dan lain – lain.
¨ Bahasa
pemrograman,seperti visual foxpro, bahasa C++, Borland delphi, dan lain – lain.
3. Data, merupakan
komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut dan akan menghasilkan
informasi, seperti contoh adalah dokumen bukti – bukti transaksi, nota,
kuitansi dan sebagainya
4. Prosedur,
merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau proses – proses yang
terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku - buku penuntun operasional
seperti prosedur sistem pengendalian intern atau buku penuntun teknis
seperti buku manual menjalankan program computer dan sebagainya
5. Manusia,
merupakan bagian utama dalam suatu sistem informasi. yang terlibat dalam
komponen manusia antara lain adalah :
¨ Clerical
Personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry
= operator
¨ First
Level Manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan,
penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan
level menengah kebawah
¨ Staff
Specialist, digunakan untuk analis untuk perencanaan dan laporan
¨ Management,
untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus, laporan khusus, pendukung
identifikasi masalah dan peluang, pendukung analisis pengambilan keputusan
level atas
PENGELOLA SISTEM INFORMASI
Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia
sebagai pengelola informasi. Oleh karena itu hubungan antara sistem informasi
dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat
tergantung dari kebutuhan pengelolanya, pengelola sistem informasi
terorganisasi dalam suatu sruktur manajemen, oleh karena itu bentuk atau jenis
sisteminformasi yang diperlukan sesuai dengan level manajemennya
· Manajemen
Level Atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan
keputusan.
· Manajemen
Level Menengah, untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan.
· Manajemen Level
bawah, untuk perencanaa dan pengawasan operasi dan pengambilan keputusan.
· Operator, untuk
pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.
Contoh Struktur Organisasi Sistem Informasi.
kemudian pada perkembangannya, dengan semakin besarnya
lingkup sebuah sistem informasi memerlukan adanya penataan kembali
personel dengan baik terutama pada struktur manajemen organisasi pada
departemen sistem operasi pada contoh di atas, tetapi struktur organisasi
seperti pada gambar tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi real
perusahaan, variasi struktur manajemen tersebut sangat tergantung pada Managerial
Efficiency yang dibandingkan dengan tingkat User Service, manajemen
sumber daya manusia perlu dilakukan dengan benar agar sistem informasi dapat
berjalan dengan baik, hal itu dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan –
kesalahan yang bersifat manusiawiyang dapat mengurangi mutu informasi yang
dihasilkan sebuah sistem
Kesulitan karena suatu kesalahan dapat diatasi dengan dua teknik yaitu teknik
pengontrolan data dan penambahan batas kepercayaan pada data. Pengontrolan
secara intern dapat dilakukan untuk menemukan kesalahan – kesalahan yang
terjadi. selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan auditing baik secara
intern maupun ekstern.
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi telah berkembang sedemikian pesatnya baik dari sistem
tehnologi maupun menajemen sistem pengoprasiannya, organisasi menggunakan
sistem informasi untuk menggolah transaksi-transaksi,mengurangi biaya dan
menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka, Bank
menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening Koran dan transaksi yang terjadi, perusahaan
menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persedian pada tinggkat
yang paling rendah konsisten dengan jenis barang yang tersedia.Sistem informasi
manajemen (SIM) dalam sebuah perusahan adalah kumpulan dari sistem manajeman
dan pengembalian keputusan dalam suatu organisasi yang cenderung berhubungan dengan
pengolahan informasi yang berbasis informasiyang berbasis pada computer (computer
based informasi system ) Dengan pertimbangan informasi
apa,untuk siapa, dan kapan untuk di sajikan
Sistem Informasi Manajemen tergantung dari besar kecilnya organisasi yang dapat
terdiri dari sistem-sistem informasi :
· Akuntansi (
Accounting Information Systems )
· Pemasaran (
Marketing Information Systems )
· Penyediaan (
Inventory Information System )
· Personalia (
Personnel Information System )
· Distribusi (
Distribution Information System )
· Pembelian (
Purchasing Information System )
· Kekayaan (
Treasury Information System )
· Analisis kredit
(credit analysis information system )
· Penelitiaan dan
pengembangan ( reseach and development information system )
· Teknik (
engineering information system )
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BERBAGAI PANDANGAN MENGENAI IRM
Minat terhadap manajemen sumber informasi (IRM)
meningkat sangat besar sejak Mehdi Khosrowpour, seorang professor MIS pada
Pennylvania State University di Harrisburg, pada tahun 1988, mendirikan
Information Resource Management Association dan mulai menerbitkan Information
Resource Management journal. Dalam terbitan pertamanya, Tor Guimaraes,
seorang professor MIS pada St. Cloud State University, mengemukakan bahwa
walaupun telah banyak tulisan mengenai IRM, namun tak ada satupun definisi yang
diterima secara umum. Ia memberi tiga pandangan pokok. Pandangan pertama
menyatakn bahwa informasi adalah sebagai sumber yang harus dikelola, yang kedua
mengenai pengelolaan siklus hidup system, dan yang ketiga berkenaan dengan
pengelolaan sumber-sumber yang menghasilkan informasi.
IRM SEPERTI HALNYA MANAJEMEN
INFORMASI SUMBER
Informasi adalah salah satu sumber
utama dari perusahaan, dan ia dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber lain.
Informasi
adalah sumber konseptual yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus
dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi,
maka manajer dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan mengunakan informasi
yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Kritik terhadap pandangan IRM ini muncul. Alasannya
adalah bahwa denga pandangan seperti itu, maka pengukuran nilai informasi
menjadi sulit. Dan adanya kenyataanbahwa informasi bersifat konseptual bukan
fisik.
IRM MERUPAKAN CARA UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS SISTEM INFORMASI
Dari pada mengandalakan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen puncak, yang berlaku untuk seluruh
organisasi, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada tingkat bawah, dimana
sistem dikembangkan. Pandangan ini menganggap IRM sebagai metodologi siklus
hidup yang digunakan untuk menciptakan system yang dapat menghasilkan informasi
berkualitas.
Dasar dari pandangan ini adalah adanya keyakinan bahwa
tugas-tugas pengelolaan semua informasi dalam perusahaan begitu banyak bila
hanya dilkakuan dengan satu usaha.situasi ini sama seperti pada waktu usaha MIS
pertama kali dilakukan, yaitu dengan menerapkan satu sistem untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi seluruh organisasi. Kita telah mengetahui bahwa
usaha-usaha awal tersebut umumnya gagal dan mendorang diketemukannya DSS.
Walalupun argumen bahwa kebijaksanaan yang dibuat
sendiri tidak akan cukup adalah benar, namun kelemahan utama dari pandangan ini
adalah bahwa ia mengabaikan perlunya control terpusat dan control yang
terkoordinasi.
IRM SEBAGAI MANAJEMEN SUMBER
KOMPUTERISASI
Karena sulit untuk mengukur nilai
informasi, maka perhatian diarahakan kepada sumber-sumber yang menghasilkan
informasi. Asumsi dasarnya adalah bahwa jika perusahaan mengelola
komputernya, databasenya, spesialis informasinya, dan sebagainya, berarti ia mengelola
informasinya.
Kritik terhadap pandangan ini menyatakan bahwa
perusahaan dapat dikelabui untuk percaya bahwa informasinya telah dikelola,
dimana pada kenyataanya pada waktu itu ia tidak kelola. Perusahaan tidak boleh
terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang hal ini akan menghilangkan
pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh sumber tersebut yaitu
informasi.
PANDANGAN YANG LUAS TERHADAP IRM
Mehdi Khosrowpour mengemukakan kepada penulis buku
ini, melalui surat pribadi, bahwa definisi IRM adalah, “Konsep manajemen sumber
informasi mengenal informasi sebagai sumber oraganisasional utama yang harus
dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional
dominant yang lain, seperti orang, bajan, keuangan, peralatan, dan manajemen.
Lebih jauh lagi, IRM ini menghendaki adanya manajemen komprehensif terhadap
semua komponen teknologi pemrosesan informasi maupun terhadap elemen manusia,
agar keduanya dapat mengumpulkan, memproses, menyebarkan, dan mengelola
informasi, yang merupakan aset organisasional yang utama. “Ia mengidentifikasi
sumber informasi yang meliputi: informasi, hardware pemrosesan, software
pemrosesan, telekomunikasi, otomatisasi kantor, struktur sistem informasi, para
professional system, end-user, dan struktur manajemen. Pandangan mengenai IRM
dalam buku ini adalah sesuai dengan definisi dan dafar sumber yang dikemukakan
oleh Khosrowpour ini.
INFORMASI SEBAGAI SUMBER STRATEGIS
Kita telah mengetahui bahwa perusahaan berada dalam
lingkungan yang terdiri atas elemen-elemen, seperti pelanggan, pemasok,
pemerintah, dan pesaing. Pandangan ini dilukiskan pada gambar 19.1. Perusahaan
berusaha untuk menetapkan arus sumber fisik dan informasi secara dua arah
dengan semua elemen tersebut kecuali dengan pesaing. Secara ideal, hanya arus
informasi yang masuklah yang menghubungkan perusahaan dengan pesaingnya.
Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memelihara
operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk
dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan
harus menjalankan tujuannya tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh
lingkungan.walaupun semua elemen dapat mengakibatkan terjadinya kendala, namun
yang paling kelihatan adalah yang datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif
berusaha untuk menyaingi keberhasilan perusahaan tersebut.
Dengan memahami lingkungan perusahaan ini, manajemen
berusaha untuk mengerahkan semua sumber-sumbernya dengan suatu cara agar ia
mencapai competitive advantage (keuangan kompetitif) yaitu mendapatkan bagian
di atas pesaing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Berulang-ulang perusahaan
telah mengerti bahwa salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan
kompetitif adalah informasi.
PANDANGAN SEMPIT MENGENAI KEUNTUNGAN
KOMPETITIF
Salah satu cara untuk menggunakan informasi sebagai
senjata kompetitif adalah dengan hanya memfokuskan pada pelanggan dan membangun
sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan
elemen lingkungannya.
Seperti terlihat pada gambar 19.2. ada tiga arus
informasi utama. Pertama, arus informasi ke perusahaan dalambentuk spesifikasi
produk yang dibutuhkan. Mungkin perusahaan melakukan riset marketing untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, atau mungkin pelanggan melakukan pesanan
atas produk yang dibuat oleh perusahaan. Kedua, perusahaan memenuhi pesan
pelanggan dan juga memberikan informasi kepada pelaggan tersebut mengenai cara
penggunaan produk yang dibelnya. Sebagai contoh, ada petunjuk yag disertakan
pada produk, yang menjelaskan mengenai pengasemblingannya dan fasilitas
pengamannya. Ketiga, perusahaan memperoleh informasi feedback dari pelanggan
mengenai sejauh mana kebutuhannya dapat terpenuhi. Pelanggan dapat menggunakan
hotline untuk mencurahkan keluhannya, dan riset marketing dapat melakukan
survey mengenai pelanggan.
Contoh-contoh yang jelas mengenai bagaimana sistem
informasi dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif adalah
terjadinya sambungan atau hubungan antara perusahaan dengan pelanggan seperti
tersebut. Strategi untuk meningkatkan atau memperkuat sambungan tersebut adalah
dengan cara menyederhanakan proses pemesanan bagi para pelanggan. Sistem
reservasi bandara udara yang menggunakan komputer adalah contohnya. Baik
American Airlines maupun United Airlines menginvestasikan dalam jumlah besar
pada sistem reservasi mereka dan membuatnya bisa digunakan oleh agen
perjalanan. Dengan cara ini, mereka dapat mencapai sisi kompetitif dan memaksa
pesaing mereka untuk mengikuti apa yang telah dilakukannya. Namun, karena
merekalah yang pertama melakukannya, maka American dan United dapat menjadi
yang teratas dan memimpin yang hal ini akan sulit dicapai oleh pesaing-pesaing
yang mengikuti mereka kemudian.
Dua contoh lain mengenai bagaimana komputer dapat
digunakan untuk memenangkan persaingan adalah yang dilakukan oleh American
Hospital Supply dan McKesson Drug Company. American Hospital Supply
memungkinkan para pelanggannya melakukan secara langsung melalui komputernya.
McKesson melakuka hal yang sama pula. Bagi para pelnggan, proses pemesanan
tersebut disederhanakan, dana para pelanggan ini bisa menerima barangnya secara
lebih cepat daripada jika ia melakukan pemesanan melalui pengiriman. McKesson
bisa mengurangi 250 klerknya yang tugasnya mengurusi form pemesanan dan
pembelian, dan American Hospita Supply bisa meningkatkan tiga kali volume
penjualannya, tanpa adanya penambahan staf. Para pesaing kedua perusahaan
tersebut terpaksa harus mengimplementasikan sistem yang sama bila mereka tetap
bisa bersaing dengan kedua perusahaan tadi.
PANDANG YANG LUAS MENGENAI
KEUNTUNGAN KOMPETITIF
Walalupun sebuah sistem yang memperlancar arus
informasi antara perusahaan dan pelanggannya benar-benar telah memberikan
kontribusi terhadap tercapainya keuntungan kompetitif, namun janganlah hal ini
dianggap sebagai pemecahan yang terakhir. Bahkan, jika arus informasi pelanggan
sempurna, keuntungan kompetitif mungkin belum bisa dicapaikalau perusahaan
tidak melakukan hubungan dengan elemen-elemen yang lain. Sebagai contoh,
perusahaan tidak akan dapat memenuhi pesanan dari pelanggan jika ia tidak
memperoleh bahan dari pemasok, karena pemasok tersebut mogok. Atau, ia tidak
akan dapat menjual produknya bila produk tersebut tidak memenuhi standar
keamanan yang ditetapkan oleh pemerintah. Jika perusahaan ingin mendapatkan
keuntungan kompetitif, maka sebaiknya ia menetapkan arus informasi dengan semua
elemen lingkungan. Juga, perusahaan tidak boleh menyepelekan tentang
pentingnya efisiensi operasi internalnya.
Profesor Harvard, Michael E. Porter, dan konsultan
pada Arthur Anderson, Victor E. Millar, mengungkapkan perlunya perusahaan untuk
menetapkan nilai ke dalam semua operasinya. Operasi ini mencakup hubungan
dengan pemasok, operasi internal, anggota channel distribusi, dan pelanggan.
Porter dan Millar menggunakan istilah value chain
(sambungan nilai) untuk menjelaskan urutan yang dijalankan perusahaan dalam
memberikan produknya. Seperti terlihat pada gambar 19.3., sambungan nilai
perusahaan terdiri atas aktifitas inbound logistics (logistik yang terikat
masuk), yang membutuhkan bahan dari pemasok; aktivitas operasi internal
perusahaan; aktivitas outbound logistics (logistik yang terikat keluar),
yang menjadikan produk dapat keluar; aktivitas marketing dan penjualan;
dana aktivitas pelayanan pelanggan purna jual. Masing-masing aktivitas
utama ini mempunyai komponen fisik yang menjalankan aktivitas tersebut dana
komponen informasional yang memberikan informasi yang dibutuhkan.
Contoh komponen informasional dari logistik yang
terikat masuk adalah informasi yang diperlukan untuk memperoleh bahan dari
pemasok. Bila perusahaan menetapkan sambungan komunikasi data dengan pemasok,
mungkn dengan menggunakan teknologi seperti ISDN, maka arus informasi dapat
diperlancar. Dengan demikian, hal ini akan menghasilkan keuntungan kompetitif,
kaitannya dengan porsi keuntungan dari sambungan tersebut. Contoh yang sama
untuk aktifitas yang lain dapat dilihat pada gambar diatas.
Jika perusahaan menghubungkan sambungannya dengan
sambungan nilai dari pemasok, anggota channel, dan pelanggan, maka ia
menciptakan value system (sistem nilai), seperti yang terlihat pada gambar
19.4. Upstream value (nilai hulu) dapat diperoleh melalui hubungannya dengan
pemasok, dan downstream value (nilai hilir) dapat diperoleh melalui hubunganya
dengan anggota channel dan pelanggan.
Profesor Harvard, James Cash dan Benn Konssynski,
menggunakan istilah interorganizational system (sistem organisasi) atau IOS
untuk menjelaskansistem informasi yang digunakan oleh lebih dari satu
perusahaan. Kunci untuk mencapai IOS ini adalah adanya kerja sama
antarperusahaan yang turut serta – yaitu IOS participant (peserta IOS).
Masing-masing harus mendapatkan manfaat darinya. Biasanya, ada salah satu
perusahaan yang mengemukakan inisiatif pembentukan sistem tersebut. Ia
merupakan IOS facilitator (fasilitator IOS). Dalam banyak kasus, fasilitator
tersebut adalah seorang dari manufaktur (manufacturer), namun ia bisa saja
pedagang grosir (wholesaler), seperti McKesson Drug atau pengecer yang
mempunyai pengaruh sangat kuat, seperti Sears. Tugas dari fasilitator IOS
adalah menunjukkan para peserta bahwa, dengan bekerja dalam sistem tersebut,
mereka akan memperoleh keuntungan kompetitif.
MENEMPATKAN KEUNTUNGAN KOMPETITIF
DALAM PERSPEKTIF
Keputusan untuk menjadi fasilitator IOS atau
pesertanya menunjukkan bahwa manajemen telah menyadari akan pentingya
perusahaan menjadi bagian aktif dari yang lebih besar, yaitu sistem lingkungan.
IOS adalah contoh yang tepat mengenai bagaimana peserta (perusahaan) menerapkan
teori sistemnya untuk memecahkan masalah secara bersama. Dengan menetapkan
hubungan kerja sama dengan elemen-elemen lain yang terlihat dalam satu sumber,
maka setiap perusahaan akan mendapatkan tingkat penampilan yang lebih tinggi.
PERENCANAAN
STRATEGIS UNTUK SUMBER-SUMBER INFORMASI
Jika informasi
akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif maka
penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut harus
dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktifitas
perencanaan yang menidentifikasikan sumner-sumber informasi yang akan yang akan
diperlukan pada masa yang akan dating dan cara penggunaannya dinamakan SPIR
(Strategic Planning for Information Resources). Gagasan utama yang mendasari
SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan
dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informasi
harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan
survey selama tahun delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang
paling penting kaitannya dengan penggunaan computer dalam bisnis. Namun
demikian manajemen belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut
berkembang secaara bertahap. William R.King professor pada University of
Pittsburgh menetapkan tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era
SPIR awal dan era SPIR modern.
ERA
PRA-PERENCANAAN IS STRATEGIS
Perencanaan
sumber informasi yng pertama dilakukan oleh manajer dari unit pelayanan
informasi. Ini merupakan pendekatan atrau cara bottom up, karena ia tidak
banyak menyita perhatian dari misi organisasi. Ia digabungkan dengan sumber
hardware yang terakhir yang mempunyai kapasitas yang cukup untuk menyerap
aplikasi baru.
Pada akhir
periode ini perusahaan mulai menyadari bahwa cara bottom up ini menghasilkan
system yang terpisah yang tidak dapaat saling sesuai antara satu denganyang
lainnya. Sebagai contoh, bnk mengetahui jika pelnggannya mempunyai account cek,
account tabungan, dan pinjaman. Maka pelanggan tersebut ditampilkan pada tiga
database terpisah dan sulit untuk mengkombinasikan datanya. Pemecahannya adalah
dengan mengembangkan master plan untik memastikan bahwa proyek system yang akan
dating nanti akan menghasilkan system yang dapat bekerja sama secara koordinatif.
Gambaran yang
penting dari perencanaan ini adalah daanya kenyataan bhwa ia dilakukan dalam
unit pelayanan informasi dengan partisipasi aktif eksekutif perusahaan yang
kecil.
ERA SPIR AWAL
Selama akhir
1970-an perusahaan-perusahaan mulai melakukan pendekatan atau cara top down
terhadap perencanaan dengan menyadari bahwa langkah pertama adalah menentukan
tujuaan organisasi. Bila hal ini telah dilakukan, maka tujuan tersebut kemudian
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan aktifitas dari setiap unit
organisasional perusahaan. Setiap unit diharapkan bisa menetapkan rencana yang
memungkinkan unit tersebut dapat mendukung perusahaan selagi ia berjalan
mencapai tujuannya. Unit pelayanan informasi bisa dimasukkan kedalam
perencanaan ini.
Ada beberapa
pendekatan dasar yang dikembangkan untuk melakukan perencanaan top-down bagi
sumber-sumber informasi ini. Pendekatan-pendekatan yang banyak mendapatkan
perhatian adalah BSP IBM, CSF, transformasi susunan strategis dan SLC yang
diperluas.
BSP IBM. IBM
mengembangkan teknologi yang metodologi yang disebut Business System Planning
(BSP). Yang merupakan pendekatan studi total. Setiap manajer di interview untuk
menentukan kebutuhan informasinya dan system diimplementasikan untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan tersebut. Asumsinya bahwa manajer bekerja untuk
mencapai tujuan perusahaan dan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan maka
tujuan tersebut akan tercapai.
Faktor
keberhasilan yang penting. Awal mula terjadinya pendekatan CSF untuk perencanaan
sumber informasi ini berasal dari Professor Harvard, William Zani pada tahun
1970 ketika ia mengidentifikasi variable keberhasilan kunci yang menentukan
keberhasilan dan kegagalan. Pendekatan ini dikembangkan oleh John Rockart lebih
dari sepuluh tahun kemudian, dan ia yang diakui menerapkan konsep CSF ini pada
system informasi.
Transformasi
Susunan Strategi. Wiliam King mencetuskan istilah strategi set information
(transformasi susunan strategi). Untuk menjelaskaan bagaiman misi, tujuan,
strategi, dan atribut organisasional strategis lain (yang disebut
organizational strategy set atau susunan strategy organisasional)digunakaan
sebagaai dasar untuk mengembangkan tujuan MIS, menangani kendala, dan
mengembangkan strategi desain. Proses pentransformasian susunan strategi
organisasional menjadi susunan strategi MIS dinamakan MIS strategic planning
process (proses perencanaan strategis untuk MIS). Pendektn ini berpengaruh
sangat besar terhadap strategi MIS yang berkembang secara alamiah dalam
strategi perusahaan.
Siklus Hidup
Sistem Yang Diperluas. Pada awal tahun 1980-an terlihat adanya perluasan SLC
dengan tujuan untuk memberikan tempat kepada perencanaan top-down dan juga
untuk pemastian kualitas post-implementasi.
Fase
perencanaan strategis lebih dulu dilakukan daripada siklus hidup system. Pada
fase ini eksekutif menentukan susunan strategi organisasional.
Fase evaluasi
menurut King adalah peninjuan kembali post-implementasi, yang hal ini kita
msukkaan daalam fase control operasi. Review dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan validitas teknis dan organisasional. Validitas teknis mengacu pada
arsitektur system baru. Berkaitan dengan ini akan ditanyakan apakah system yang
diimplementasikan sesuai dengan spesifikasinya? Validitas organisasional ,
sebaliknya, mengacu pada penggunaan system. Apakah system dapat digunakan
sesuai dengan yang diharapkan?
Pembahasan kita
menenai tinjauan post-implementasi terutama berkaitan dengaan validitas teknis,
dan evaluasinya paling baik apabila dilakukan oleh pihak ketiga, misalnya
auditor EDP. Pemastian validitas organisasional dapat dilakukan oleh spesialis
informasi sebagai aktivitas tindak lanjutnya bersama dengan pemakai.
Yang terakhir,
King menyertakan fase penyelesaian yang berkaitan dengan pembuangan system bila
ia tidak bisa dimanfaatkan lagi. Menurut King, perusahaan tidak hanya membuang
atau mengesampingkan system yang tidak terpakai lagi tersebut, namun ia harus
merencanakan pembuangan itu.
ERA MODERN
Sekarang ini
kita berada di era SPIR modern. Perusaahaan tidak hanya merencanakan bagaimana
ia menggunakan sumber-sumber informasinya, namun status sumber-sumber informasi
tersebut juga mempengaruhi rencana strategis dari keseluruhan organisasi.
Bila
perusaahaan melakukan rencana dengan cara ini, ia akan mendapat stok kemampuan
informasi sebagaimana yang ia pertimbangkan untuk dilakukan di masa mendatang.
Penaksiran yang dilakukan diri sendiri ini memungkinkan eksekutif untuk
mengkoreksi penyimpangn di dalam system informasi yang mungkin akan
menggerakkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Ia juga
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kekuatan yang bisa digunakan untuk
memperoleh keuntungan kompetitif.
MENEMPATKAN
PERENCANAAN INFORMMASI STRATEGIS DALAM PERSPERKTIF
Tak ada orang
yang begitu peduli terhadap pokok bahasan perencanaan informasi strategis
selain William King. Namun ia yakin bahwa perencanaan seperti itu mungkintelah
berlangsung lama. Ia melakukan studi bersama professor T.S Raghunathan dari
University Of Toledo dimana ia mengemukakan bahwa perusahaan akan lebih
mendapatkan keuntungan dari perencanaaan system tingkat bawah daripada
mendapatkannya dari perencanaan strategis tingkat yang lebih tinggi. Nampaknya
banyak perusahaan mempunyai anggapan bahwa bila dengan SPIR yang sedikit
penampilan perusahaan akan baik , maka dengan SPI yang lebih besar mestinya
penampilan tersebut juga akan lebih baik. Perusahaan-perusahaan tersebut
terlalu memperhatikan formalitas proses perencanaan dan kurang dalam
merealisasikan pengimplementasian rencana tersebut. King merasa bahwa situasi
pada saat itu seharusnya tidak melebih-lebihkan kemampuan SPIR.
Sementara hal
ini jelas-jelas menjadi usul yang baik. Konsep perencanan informasi memberikan
gmbaran mengenai point yang penting dlm pembahaasan kita. Perusahaan tidak
boleh hanya merencanakan bagimana menggunakan sunmber-sumber informasinya,
namun juga harus menyertakan sumber-sumber tersebut dalam perencanaan jangka
panjang untuk keseluruhan organisasi. Orang yang berperan dalam menjalankan
hubungn timbale balik ini adalah CIO.
KEPALA BAGIAN
INFORMASI (CIO)
Kita telah
mengenaal chief information officer (CIO) dan telah menggunakan istilah
tersebut untuk menyebutkan manajer dri unit pelayanan informasi perusahaan.
Kita telah mendapatkan gambaran bhwa CIO bertugas memberi laporan langsung
kepada presiden atau CEO dan secara aktif ia turut ambil bagian pembuatan
keputusan penting dalam perusahaan, dan mungkin ia menjadi komite
eksekutif.
Gambaran
mengeni CIO ini merupakan pengturan yang ideal wlaupun hal ini telah banyak
dilakukan oleh berbagai perusahaan. CIO dari Kodak, Katherine Hudson, misalny
yang melaporkan secara langsung kepd presiden dan bekerja sama dengan wakil
pimpinan serta eksekutif. Dalam menjelaskan hubungan ini, ia mengemukakan bahwa
Manajemen bagian di Kodak bisa melakukan investasi jutaan dolar dalam teknologi
, namun persetujuan investasi tersebut harus dibawa ke tingkat atas, seperti ke
pemimpin perusahaan, kemudian pimpinan tersebut akan memanggil saya dan
bertanya apakah hal ini merupakan rencana yang tepat? Saya melihat hal ini
bukanlah kekuatan veto. Saya melihatnya sebagai suatu peran yang mendukung.
situasi di Kodak ini merupakan cirri khas di perusahaan besar, bukaan cirri
perusahaan kecil. Jug konsep CIO lebih lazim di Amerika Serikat daripada di
Negara-negara lain, wlaupun ia mulai diterapkan di eropa.
KENDALA PADA
CIO
Walaupun
perusahaan menetapkan CIO, orang yang diangkat sering kali tidak mempunyai
kekuatan pengaruh seperti yang dimiliki Hudson di Kodak. Pada tahun 1988,
perusahaan accounting Coopers & Lybrand bekerjasama dengan majalah
Datamation untuk melakukan survey terhadap 400 manajer pelayanan informasi.
Tujuan survey ini adalah untuk mendapatkan gambaran dari status posisi CIO.
Survey tersebut mengungkapkan bahwa 59 persen dari responden mengaku dirinya
sebagai CIO namun hanya 14 persen yang bisa dinamakan CIO tersebut. Pangkat
yang paling popular adalah Direktur MIS sebanyak 37 persen. Diikuti oleh Wakil
Presiden Bidang Pelyanan Informasi sebanyak 32 persen.
Yang lebih
membingungkan daripada penggunaan pangkat yang tidak konsisten ini adalah
hubungan pelaporannya. Hanya 27 persen responden yang melaporkan langsung
kepada CEO atau presiden. Sebagian besar atau sebaanyak 35 persen memberikan
laporan kepada kepala bagian keuangan (CFO), dimana hal ini akan kembali kepada
ciri-ciri masa lalu yaitu jika peralatan pemrosesan data yang ditempatkan pada
departemen accounting. 15 persen responden tersebut melaporkan kepada bagian
administrasi , misalny wakil presiden di bidang dministrasi.
Gambaran
hubungan pelaporan sangat kontras dengan gambaran yang menggambarkan bagaimana
seharusnya hubungan CIO yang ideal. 87 persen responden percaya bahwa mereka
harus melaporkan kepada CEO atau chief operating officer (kepala bagian
operasi) seperti wakil presiden eksekutif. CIO sebenarnya tidak puas mengenai
hubungan pelaporannya dengan CFO dan bgian administrasi.
Dengan
demikian, CIO tidak mempunyai pengaruh terhadap penentuan kebijaksanaan
perusahaan sebagaimana yang kita maksudkan dalam pembahasan. Banyak CIO
sekarang ini yang tidak menerima akan anggapan terhadap dirinya sebagai
teknisi, yang hal ini jugaa dialami oleh para manajer computer dimasa
lalu. Eksekutif lain menganggap bahwa CIO adalah mempunyai keckapan
teknis, namun kemmpun tersebut tidak bisa digunakan untuk melaakukan
perencanaaan strategis bersama. Beberapa perusahaan telah berusaha untuk
mengatasi masalah kesan ini dengan cara mempromosikan seseorang menjadi manajer
non-komputer atau merekrut CIO yang mempunyai keterampilan bawaan yang dibutuhkan.
Kenyataan
menunjukkan bahwa untuk mencapai penerimaan pengaruh yang dibutuhkan unit
pelayanan informasi kepada manajemen puncaak membutuhkn waktu yang lama.
Strategi CIO tidak akan diterima begitu saja oleh manajemen tingkat puncak
sebelum ia menunjukkan kemampuannya dalam memberikan kontribusi terhadap
pembuatan keputusan oleh manajemen tingkat atas tersebut. Paling tidak
hal ini akan menjadi kenytaan jika para spesialis informasi dan CIO yang
mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai bisnis dan maanajemen ini
meningkat posisinya di manajemen tingkat atas. Namun hal ini membutuhkan waktu
yang lama.
MANAJEMEN DARI END-USER COMPUTING
Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi
perusahaan juga akan mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend operasi
pelayanan informasi terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian
sumber-sumber komputerisasi keseluruh perusahaan, terutama dalam bentuk
mikrokomputer.
Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini
digunakan oleh pemakaian yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus.
Aplikasi-aplikasi dari pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah
dibuat oleh bagian unitpelayanan informasi atau diperoleh dari sumber-sumber
luar. Namun demikian, ada juga pemakai yang hanya mengunakan komputer. Mereka
ini juga mendisain dan mengimplementasikan aplikasinya sendiri.
Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk
mengolah sumber-sumber informasi yang tersebar tersebut . dalam bagian in, kita
akan meneliti gejal-gejalanya dan mencari beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh perusahaan agar ia dapat mencapai tingkat kontrol yang diharapkan.
JENIS END-USER
Salah satu study pertama mengenai end-user dilakukan
pada tahun 1993 oleh John Rockart dari MIT dan Lauren S. Flannery, seorang
mahasiswa jurusan MIT. Mereka menginterview 200 end-user ditujuh perusahaan dan
menidentifikasi enam jenis.
End-User Non-Pemrograman. Pemakai
(user) ini hanya mempunyai pemahaman komputer yang sedikit atau mungkin tak
punya sama sekali, dan ia hanya menggunakan sofware yang telah dibuat oleh
orang lain. Ia berkomunikasi dengan hadware dengan bantuan menu dan mengandalkan
orang lain untuk memberikan bantuan teknis.
User Tingkatan Perintah. Pemakai
(user) ini menggunakan sofware tertulis yang telah tersedia, namun ia juga
menggunakan 4GL untuk mengakses database dan membuat laporan khusus.
Progemmer End-User. Selain
menggunakan sofware tertulis dan 4GL, pemakaian ini juga dapat menulis
programnya sendiri dan menggunakan bahasa programan. Karena ia mempunyai
pemahaman komputer yang lebih baik, ia biasanya menghasilkan informasi untuk
pemakian non-programan dan pemakai tingkat perintah. Contoh pemakai jenis ini
adalah aktuaris (penaksir), analis keuangan, dan insiyur.
Personel Pendukung Fungsional. Pemakai ini
ditugaskan di unit fungsional perusahaan dan menangani penggunaan komputer. Ia
mempunyai tingkatan sebagai ahli seperti yang ada di unit pelayanan informasi.
Personel Pendukung Komputerisasi
End-User. Spesialis informasi ini ditugaskan di unit pelayanan
informasi, namun membantu end-user dalam pengembangan sistem.
Programmer DP. Ia
merupakan golongan programer khusus, yang ditugaskan di pelayanan informasi,
yang diharapkan memberikan dukungan kepada end-user. Dukungan ini biasanya
diberikan untuk menentukan harga kontrak.
Klasifikasi ini terlalu luas. Ia memasukkan pemakai
yang tidak mempunyai pemahaman komputer (end-user non-pemrograman) dan pemakai
yang merupakan spesialis informasi (personel pendukung profesional, personel
pendukung komputerisasi end-user, dan pemrograman DP). Dua jenis yang terakhir
seharusnya bahkan tidak termasuk ke dalam area pemakai.
Kita telah mnggunakan istilah end-user computing untuk
menjelaskan pengembangan sistem berdasarkan komputer oleh orang yang mengunakan
output dari sistem tersebut. Penekanannya adalah pada pengembangan. Hal yang
sama juga dilakukan oleh Suzanna Rivard dari Ecole des Hautes etudes
Commerciales, Montreal dan Sid L. Huff dari University of Western Ontario,
dalam study mereka terhadap 272 end-user. Mereka membatasi klasifikasi mereka
terhadap tiga kategoti tengah yang dikemukakan oleh Rockart dan Flannery:
- User tingatan perintah
- Pemrograman end-user
- Personel pendukung fungsional
Hal ini nampaknya merupakan kesepakatan yang masuk
akal, dan kita menganggapnya sebagai klasifikasi end-user. Ia tidak menyertakan
pemakai yang tidak mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistemnya sendiri,
dan juga spesialis informasi yang ditugaskan dalam unit pelayanan informasi, ia
juga mengetahui, dengan memasukkan atau menyertakan personel pendukung
fungsional, bahwa departemen pemakai dapat memperoleh spesialis komputernya
sendiri.
Walaupun klasifikasi Rockart dan Flannery nampaknya
terlalu luas untuk standar sekarang ini, namun studi mereka memberikan
kontribusi yang penting bagi end-user computing, karena mereka mengungkapkan
bahwa tak ada end-user khusus. Ada benyak jenisnya, tergantung pada tingkat
pemahaman komputer dari pemakai, dan setiap jenis tersebut mempunyai kebutuhan
sendiri-sendiri.
APLIKASI END-USER POTENSIAL
Nampaknya beralasan bila ada anggapan bahwa end-user
lebih berusaha menerapkan aplikasinya untuk memenuhi kebutuhan informasinya
sendiri atau kebutuhan informasi untuk unitnya, dari pada untuk kebutuhan
informasi perusahaan. Oleh karena itu, end-user sebenarnya tidak mengembangkan
aplikasi pemrosesan data, MIS, dan otomatisasi kantor, seperti voice mail dan
video conferencing, sebab ia biasanya mengimplementasikan secara umum. Juga,
end-user sebenarnya tidak boleh mengembangkan expert system karena sistem ini
mempunyai sifat khusus.
Hal ini berarti bahwa end-user computing hanya
terbatas pada aplikasi DSS dan otomatisasi kantor, seperti word processing,
pengiriman elektronik, dan pengkalenderan elektronik, yang dapat disesuaikan
dengan sekelompok kecil pemakai.
Dengan memahami aplikasi yang mana yang mungkin
dikembangkan dan yang mungkin tidak bisa dikembangkan oleh end-user , maka hal
ini akan menjadi teka-teki bagi arah perkembangan en-user computing. Ia
membrikan indikasi mengenai bagaimana end-user dan spesialis informasi akan
berdampingan dimasa mendatang.
TAHAP PERTUMBUHAN END-USER COMPUTING
Selama jangka waktu yang pendek ketika end-user
computing telah mendapatkan popularitas, para pemakai dan aplikasi mereka
menjadi lebih canggih. Kita telah melihat bagaimana Richard Nolan menggunakan
tahapan siklus hidup untuk mendefinisikan evolusi jangka panjang penggunaan perusahaan
dalam penggunaan komputer. Cara yang sama dapat dilakukan untuk mendeskripsikan
evolusi end-user computing dalam perusahaan.
Sid Huff bersama dengan Malcolm Munro, profesor pada
University of Calgary, dan Barbara Marin, seorang konsultan free-lance, menjelaskan
bagaiman aplikasi end-user berevolusimelalui tahapan pertumbuhan dan menjadi
lebih matang pada setiap tahapan tersebut. Mereka mendefinisikan kematangan
dengan istilah connectivity – yaitu kemampuan aplikasi-aplikasi untuk saling
berinterface melalui transfer data.
Isolasi, selama
tahap isolasi, pemakai melihat tiap aplikasi sebagai entry yang terpisah.
Pemakai menerima dukungan nyata yang sedikit dari sistem dan pemakai ini
menggunakan sistem tersebut terutama untuk mendapatkan pengenalan dengan
pemrosesan komputer.
Sound-Alone, pemakai
mulai melihat hubungan logis antara sistem-sistemnya. Dalam usahanya untuk
memadukan sistem tersebut, pemakai biasanya akan memasukkan kembalioutput dari
satu sistem untuk meberikan input kepada sistem lain.
Integrasi Manual, para
pemakai mulai menukarkan data diantara mereka dan dengan fasilitas
komputerisasi sentral. Namun demikian, pertukaran ini dilakukan dengan
mentransfer file dari satu program ke program yang lain biasanya dalam bentuk
disket. Contohnya adalah penggunaan file dBASE sebagai input bagi spreadsheet
1-2-3. jika pelayanan informasi tidak menentukan standar untuk aktivitas ini,
maka pemakai mebuat standarnya sendiri.
Integritas Otomatisasi, pemakai
bisa menukar data dengan database sentral dengan menggunakan jaringan
komunikasi . pertukaran ini dilakukan oleh DBMS yang mengelola database
sentral. Agar dapat membuat dan mengunakan system ini, pemakai harus
menyesuaikan standar yang telah ditentukan oleh pelayanan informasi.
Integrasi Terdistribusi, pada
tingkat kematangan yang paling tinggi ini, aplikasi end-user berada pada
tingkat organisasional, kelompok kerja, dan pemakai perorangan. Database
terpisah didistribusikan ke seluruh perusahaan pada setiap tingkat, dan
integrasi dilakukan oleh DBMS terdistribusi.
Professor Munro dan Huff, bersama dengan mahasiswa S2
dari University British Columbia, Gary Moore, mempelajari status end-user
computing di 47 organisasi, dan mendapati bahwa tak ada perusahaan yang
dijadikan obyek studi tersebut telah mencapai tahap kematangan integrasi
terdistribusinya. Mungkin hal tersebut disebabkan adanya kebutuhan DBMS yang
lebih canggih untuk mendukung database terdistribusinya. Namun demikian, muff,
Munro, dan Martin, mendapatkan suatu kesimpulan bahwa, “walaupun dengan alat
yang lebih baik, pasti akan ada hal (point) – yang belum diketahui – yang
berada diatas jangkauan pemakai, yang tidak akan bias dijelajahi oleh pemakai.
FAKTOR YANG MENDORONG END-USER
COMPUTING
Pada sebagian besar perusahaan, bagian pelayanan informasi
terlalu banyak muatan kerja dan disitu terdapat antrean panjang pekerjaan yang
menunggu pengimplemenstasiannya. Adanya timbunan pelayanan informasi ini
merupakan sebab utama mengapa end-user computing menjadi popular, dimana
pemakai menjadi tidak sabar dan memutuskan untuk melakukan pekerjaannya
sendiri.
Faktor lain adalah murahnya dan mudahnya penggunaan
hardware dan software. Pemakai dapat membeli PC dan beberapa software
pengembangan aplikasi dengan hanya seribu dolar atau sekitarnya, seringkali
tidak usah melalui channel yang resmi.
Pemahaman pemakaimengenai komputer
dan informasi juga merupakan faktor menjadi populernya en-user
omputing ini. Sekarang semakin banyak pemakai yang telah mempelajari
keterampilan komputer di sekolah dan mereka mempunyaikeyaknan yang kuat
terhadap kemampuannya ini. Mereka tidak ragu-ragu lagi untuk mengembangkan dan
membuat aplikasinya sendiri.
Beberapa pemakai terdorong oleh prospek mengenai
diperolehnya kemampuan untuk melakukan kontrol yag lebih cermat atas
komputerisasi mereka. Pandangan ini diakibatkan oleh ketidakpercayaan mereka
terhadap pelayanan informasi. Mungkin ada beberapa kasu-kasus kesalahan dan
penembusan keamanan dalam pelayanan informasi.
Pemakai mungkin juga terdorong untuk mengurangi
biaya pemrosesan. Situadi ini terjadi dalam perusahaan yang memindahkan
pembiayaan pengembangan dan penggunaan sistemkepada departemen yang memakai
sistem tersebut, dan biaya tersebut diangap terlalu tinggi.
Pengaruh atau dorongan eksekutif juga
merupaka faktor. Phillip Ein-Dor dan Eli Segev, profesor pada Tel Aviv
Univeristy, mangumpulkan data dari 21 perusahaan d wilayah Los Angeles dan
mendapatkan bahwa persentasi end-user manajemen dan non-manajemen akan lebih
tinggi jika CEO adalah pemakai.
KEUNTUNGAN DARI END-USER COMPUTING
End-user computing memberika kuntunga baik kepada
perusahaan maupun pemakai. Pertama, perusaaa akan memperoleh keuntungan dengan
memindahkan beberapa muatan kerja dari bagian pelayanan informasi kepada
end-user. Hal ini memungkinkan bagian pelayaan informasi untuk mengembangkan
sistem organisasional yang mungkin lebih menjadi muatan kerja yang menumpuk
selama beberapa bulan atau tahun. Ia juga memungkinkannya lebih mempunyai waktu
untuk memelihara sistem yang telah berada pada komputer.
Kedua, tidak dikutsertakannya spesialis informasi
dalam proses pengembangan bisa mengatasi masalah yang telah menggangu
pengimpleentasian sepanjang era komputer – yaitu komunikasi. Banyak pemakai
yang tidak memahami jargon komputer yang diungkapkan spesialis informasi, dan
banyak spesialis informasi yang tidak memahami tugas atau tanggung jawab
pemakai. Karena para pemakai memahami kebutuhannya sendiri dengan lebh baik
dari pada orang lain, maka ketika mereka mengembangkan sistem mereka sendiri,
mereka mungkin akan lebih puas dengan hasilnya. Mereka juga mempunyai perasaan
memiliki – “ini adalah sistem saya.”
Hasil akhir dari kedua keuntungan tersebut adalah
bahwa akan tercapainya tingkat keterampilan penggunaan komputer yang lebih
tinggi. Sedangkan keuntungan yang paling penting adalah dalam dukungan
kebutuhan pemakai dalam memecahkan masalah dan sistem memberikan apa yang
dibutuhkan oleh pemakai.
Tabel 19.1risiko dan kontrol
end-user computing
Life cycle phase
|
Risiko
|
Possible control
|
Analysis
Design
Implementation
|
Incompatible end-user tools
Threats to data security and integrity
Overanalisysand insufficient search for the solution
Solving the wrong problem
Little or no documentation
Lack of oxtensive testing
Threats to data integrity
Taxing the mainframe computer resource
Threat to security
Failure to document and test modification
|
Hardware/software standards
Policyfor
end-user acces to coorporate database
Provide
user training in problem solving and modeling
Involve
analisys in the design process for review
Enforce
documentation standard
Testing/validation
“walk-through”
Auditor
reviews
Coomon
application library
User
training in data integrity issues
Integrating
EUC and DP planning
Control of
EUC growth through budgets and charge-backs
Password
Physical
acces control (restricted areas)
Standards
for backups
Maintenance
review by analyst
Periodic
system review by user analysts
|
RISIKO DARI END-USER COMPUTING
Perolehan keuntungan dari end-user computing pasti
disertai dengan risiko-risiko. Maryam Alavi dari Universty of Maryland di
College park dan Ira R. Weiss dari Universityt of Houston mengungkapkan
berbagai risiko yang muncul selamasiklus hidup sistem. Tabel 19.1 menyebutkan
bebrapa risiko yang telah didentifikasi. Paling tidak satu mekanisme kontrol
dapat diimplementasikan untuk mengatasi risiko tersebut.
Salah satu kekhawatiran, bila pemakai diberi
keleluasan untuk menerapkan apa yang menjadi pertimbangannya sendiri, adalah
bahwa pemakai akan merancang hardware campuran yang tidak dapat diinterface dan
menerapkan software yang tidak dapat digunakan secara bersama-sama. Inilah
risiko analis yang pertama yang ada dalam tabel tersebut. Perusahaan dapat
mencegah terjadinya hal ini dengan menetapkan standar untuk pemerolehan
hardware dan software.
Munro, Huff, dan Moore menemukan bahwa perusahaan yang
menjadi obyek studinya mengontrol pembelian mikrokomputer. 21 persen dari
perusahaan-perusahaan tersebut melakukan kontrol seketat mungkin dengan cara
menetukan hanya satu peralatan dari suatu pabrikan yang bisa diterima. 19
persen dari perusahaan-perusahaan tersebut menetapkan kontrol minimum dengan
memberi keleluasan kepada pemakai untuk memilih peralatan (hardware dan
software) dari daftar yag telah disediakan. Mayoritas dari
perusahaan-perusahaan tersebut (60 persen) melakukan kebijaksanaan yang tidak
berlebihan dengan juga menerima peralatan dari pabrik tertentu lainnya. Tak ada
dari perusahaan-perusahaan tersebut yang mengijinkan pemakainya untuk
mendapatkan peralatan secara bebas.
Risiko analisis yang kedua, yang terlihat pada tabel
19.1, berkenaan dengan pengontrolan keamanan dengan cara membatasi akses
pemakai ke database sentral. Munro, Huff dan Moore juga menyangsikan
perusahaan-perusahaan tersebut. Kaitannya dengan point ini, dan penemuan
mereka. Tak ada perusahaan yang memberi kebebasan kepada pemakainya untuk
mendapatkan akses yang tak terbatas dengan membaca dari dan menulis ke semua
file. Hanya 4 persen dari perusahaan-perusahaan tersebut yang tidak mengijinkan
sama sekali pemakai melakukan akses ke semua file. Sebagian besar perusahaan
mengikuti kebijaksanaan yang moderat (tidak berlebih-lebihan) dengan memberika
keleluasan pemakai untuk mengakses file tertentu, akses untuk mengkopy file,
dan memberikan kemampuan read-only.
Dengan cara ini perusahaan menetapkan kebijaksanaan
untuk mencapai tingkat kontrol bagi tiap risiko seperti yang dikehendakinya.
Kolom sebelah kanan pada tabel 19.1 memberikan gambaran mengenai berbagai macam
kontrol yang ada.
STRATEGI END-USER COMPUTING
Tugas perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan
end-user computing yang memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melekukan
inovasi dalam penggunaan komputer, namun juga harus menetapkan kontrol untuk
memastikan bahwa penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.
Suatu strategi yang telah terkenal adalah penetapan
atau pembangunan pusat informasi, ini merupakan pemecahan yang
dapatdiimplemestasikan dengan cepat, namun hal ini harus diikuti oleh
perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat yang telah permanen. Sutu
contoh perubahan yang mendasar ini adalahbahwa pelayanan informasi melepaskan
tugas sebagai pemrosesan dan ia diberi tugas khusus untuk mengontrol jaringan.
Pada bagian dibawah ini, kita akan membahas dua strategi tersebut.
PUSAT INFORMASI
Information center (pusat informasi) adalah area dalam
perusahaan yang berisi sumber-sumber komputerisasi yang perlu dikembangkan oleh
pemakai dan dengan aplikasinya sendiri. Sumber-sumber tersebut meliputi
hardware, seperti terminal, mikros, printer, letter-quality, plotter, dan juga
meliputi software, seperti paket spreadsheet elektronik, DBMS, 4GL, dan paket
grafik. Disitu terdapat pula spesialis informasi, yang ditugaskan untuk
membantu pemakai dalam mengembangkan atau membuat sistemnya. Tujuan dari hal
ini adalah agar pemakai mendapatkan kepuasan dalam menggunakan komputer.
IBM Canada dianggap yang membangun pusat
komputer yang pertama pada tahun1974, dan ide tersebut secara cepat tersebarke
berbagai perusahaan-perusahaan. Beberapa pusatnya bersifat sangat sederhana,
yaitu hanya dikelola oleh satu orang. Sedangkan yang lain memiliki lebih dari
50 spesialis yang dapat membantu para pemakai. Rata-rata ada 8 spesialis yang
menjadi staff di satu pusat informasi itu.
Pusat informasi yang baru dibuka setiap tahunnya, namun
berbagai pusat yang sudah tua ditutup. Perusahaan merasa bahwa pusat-pusat
tersebut memberikan kegunaan; para pemakai bisa mengembangkan apa yang menjadi
kepuasannya dan mereka dapat emperoleh sumber-sumber mereka sendiri. Itulah
yang terjadi di Quaker Oats. Pusat informasinya dibuka pada tahun 1984,
dankurang dari tiga tahun, perusahaan tersebut mencapai tujuannya. Lebih dari
dua ribu pemakai diberi pelatihan, dan lebih dari 1200 mikros dan tiga ribu
paket software telah diinstal.
Salah satu masalah yang berkaitan dengan pusat
informasi ini adalah perelokasian para spesialis. Mereka dapat diberi berbagai
tugas dalam perusahaan, dengan dipekerjakan di pelayanan informasi atau
dipekerjakan di departemen pemakai. Strategi yagmungkin dengan menugaskan mereka
delam area perusahaan yang ketinggalzn dalam menggunakan komputer.
KONTROL JARINGAN
Seorang profesor MIT dan konsultan, John D. Donovan
menggambarkan penyebaran end-user computingdalam suatu organisasi dengan
diagram tiga dimensi, yag terlihat pada gambar 19.14. Aksis X menunjukkan
bagaimana perusahaan mendistribusikan peralatan komputerisasinya , dan aksis Y
menunjukkan bagaimana perusahaan mendesentralisasi proses pengembangan
sistemnya.
Bila perusahaan menaikan aksis Y dari gambar tersebu,
maka pemakai menjadi lebih mampu merancang dan mengembangkan sistemnya sendiri,
tidak tergantung kepada unit pelayanan informasi sentralaksis Z juga
menunjukkan bagaimana perusahaan mendesentralisasikan pembuatan keputusan
mengenai sumber-sumberinformasinya – yaitu membuat keputusan, misalnyaperalatan
yang bagaimana yang akan didapatkan dan aplikasi apa yang akan dikembangkan.
Point awal dari ketiga aksis itu adalah gambaran
tempat perusahaan pada waktu pertama kali menggunakan komputer. Segala
sesuatunya telah dilakukan dalam pelayanan informasi sentral. Sebagian
perusahaan telah bergerak ke point A, yang disebut sebagai Big brother
(keluarga besar). Disini, peralatan didistribusikan, namun pelayanan informasi
masih mebuat keputusan dan mengembangkan sistem. Masalah yang dihadapi
perusahaan ketika ia berada di point A adalah terjadinya momentum diman trend
end-user computing muncul. Jauh sebelumnya, permintaan akan dukungan informasi
meningkat begitu besar, dan pelayana informasi tidak bisa mengatasi permintaan
ini.
Dalam situasi ini, perusahaan bisa melakukan salah
satu dai tiga strategi dasar. Ia dapat memberika keleluasaan kepada pemakai
untuk menentukan aplikasi mana yang ia ingin kembangkan, namun pelayanan
informasi mengembangkannyajuga. Strategi ini menggerakan perusahaan ke point B,
yang diebut Helping Hand pelayana inforamsi juga membiarkan pemakai
untuk mengembangkan sistemnya sendiri, namun pelayanan informasi yang
memutuskan sistem yang akan dikembangkan tersebut. Ini berada di point C, yang
disebut Watchdog.
Menurut Donovan, point Helping Hand dan Watchdog ini
tidak memiliki tujuan jangka panjang yang berguna. Bila penggunaan komputer
meluas ke area-area lain, seperti sistem informasi eksekutif dan expert system,
maka akan lebih sulit bagi pelayanan informasi untuk memberikan semua bantuan
yang dibutuhkan oleh point Helping Hand. Juga, mustahil bagi unit pelayanan
informasi sentral untuk mengawasi segala sesuatu yang terjadi pada point
Watchdog. Oleh karena itu, tujuan terakhir dari perusahaan adalah mencapai point
D. Pada point ini, sumber-sumber komputerisasi diberikan dan pembuatan
keputusan mengenai sumber-sumber tersebut didesentralisasi. Tanggung jawab
utama pelayanan informasi adalah menghubungkan network ke sumber-sumber
tersebut.
Agar pencapaian status network ini lancar, Donovan
menyarankan bahwa CIO harus memelopori meninggalkan atau melepaskan
sumber-sumber komputerisasi perusahaan dan membiarkannya agar dikontrol oleh
departemen yang menggunakannya. Tujuan CIO dan pelayanan informasi adalah
terjadinya penyambungan atau hubungan dalam network.
Jika car diatas benar-benar dilakukan, nampaknya akan
menarik. Satu pertanyan mengenai aplikasi yang kita kemukakan sebelumnya maka
tidak akan berlaku lagi bagi end-user computing. Jika pelayanan informasi melepaskan
diri dari sumber-sumber pemrosesan, maka siapa yang akan mengembangkan dan
memelihara sistem pemrosesan data, MIS, aplikasi OA berskala perusahaan, dan
expert system? Secara realistis, tujuan seharusnya tidak berada di point D,
namun pada tempat yang mendekati point D. Pelayanan informasi
mungkin dapat melepaskan diri dari porsi besar pengurusan
sumber-sumber pemrosesan.
MENEMPATKAN MANAJEMEN SUMBER-SUMBER
INFORMASI DALAM PERSPEKTIF
Dalam membicarakan IRM, kita telah membahas
beberapa topik – yaitu informasi sebagai sumber strategis, bagaimana
menggunakan informasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif, pertimbangan
sumber informasi dalam perecanaan jangka panjang perusahaan, perencanaan
strategis untuk sumber informasi, peranan CIO, dan end-user computing. Gamabr
19.15 menunjukkan bagaimana topik-topik tersebut bergabung bersama untuk
membentuk IRM. Nomor-nomor yang ada pada gambar tersebut sesuai dengan
nomor-nomor yang ada dibawah ini:
- Eksekutif perusahaan memahami persaingan yang ada pada lingkungan. Pamahaman ini tidak hanya terbatas pada pelanggan atau pesaing, namun juga meliputi pemasok dan elemen-elemen lain yang dapat mempengaruhi penampilan perusahaan. Dalam setting lingkungan ini, eksekutif melakukan perencanaan jangka panjang untuk perusahaan. Pada waktu membuat rancana ini, eksekutif mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan sumber-sumber perusahaan, termasuk informasi. CIO adalah peserta aktif dalam membuat perencanaan strategis ini.
- Bila rencana strategis perusahaan telah ditetapkan, eksekutif membuat rencana strategis untuk sumber-sumber informasi. Disini, sebaiknya perlu diingat bahwa CIO tidak mengembangkan atau membuat rencana sumber inforamsi sendiri; ini merupakan aktifitas perencanaa bersama, yang melibatkan semua eksekutif.
- Kemudian, pengimplementasian sumber informasi strategis dalam organisasi merupakan tanggung jawab CIO. Hal ini dilakukan dengan cara bekerja sama dengan end-user dan pelayanan informasi yang mengelolanya. End-user menggunakan sumber-sumber informasi untuk memecahkan masalahnya. Pelayanan informasi menggunakan sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan secara keseluruhan.
- data dan informasi yang dihasilkan oleh sumber-sumber informasi tersebut memungkinkan perusahaan untuk menjalankan operasinya. Perusahaan merespon terhadap kebutuhan lingkungan, bekerja didalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan, dan memasok lingkungan dengan produk yang dibutuhkannya.
Dalam proses ini, kita dapat melihat dengan mudah
peranan penting yang dilakukan oleh CIO. CIO (1) menampilkan sumber-sumber
informasi perusahaan dalam perencaaan strategis, (2) merupakan sumber ahli
dalam pengembangan strategis untuk sumber-sumber informasi, dan (3) berperan
pokok dalam pengimplentasian strategis informasi dalam perusahaan.
Kita dapat menyimpulkan pembahasan kita mengenai IRM
ini, bahwa CO merupakan elemen kunci, dimana ia dapat berfungsi dalam ketiga
area.
DAFTAR PUSTAKA
Teguh Cahyono, Sistem
Informasi : Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Aplikasi,Penerbit Graha Ilmu.
Raymond McLeod,
Jr. System Informasi Manajemen, penerjemah: Hendra Teguh SE,AK. editor:
Hardi Sukardi MBA,Msc.,SE (MM – UI).
Gordon B. Davis,
kerangka dasar System Informasi Manajemen bagian I pengantar.
Husein, Muhammad Fakhri dan Amin Wibowo. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002.
O’Brien, James A. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta : Salemba Empat,
2005.
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset, 2003.
Catatan teori
mata kuliah Sistem Information Manajemen.
Sumber : http://belajarblog53.blogspot.co.id/2015/01/contoh-makalah-sistem-informasi.html
BAB II
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM
I. Alasan Organisasi
Alasan
Organisasi Sangat Penting
Dalam sebuah teori di jelaskan bahwa pentingnya organisasi itu diibaratkan sebuah mesin yang bisa mempercepat kita untuk lebih belajar arti dari sebuah proses, baik itu oraganisasi formal maupun Non formal karena didalamnya terdapat sebuah pembelajaran bagi pribadi kita bagaimana cara menjadi seorang pemimpin, pembelajaran akan pentingnya Organisasi.
Memahami pengertian organisasi penting karena dapat membantu kita untuk membentuk suatu tim kerja atau aktifitas tertentu. Organisasi identik dengan invidu ataupun sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis yagn tergabung dalam suatu system. Pengertian organisasi adalah wadah untuk sekelompuk individu untuk berinteraksi dalam wewenang tertentu. Organisasi yang dibentuk terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki kepentingan bersama untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama.
Dalam sebuah teori di jelaskan bahwa pentingnya organisasi itu diibaratkan sebuah mesin yang bisa mempercepat kita untuk lebih belajar arti dari sebuah proses, baik itu oraganisasi formal maupun Non formal karena didalamnya terdapat sebuah pembelajaran bagi pribadi kita bagaimana cara menjadi seorang pemimpin, pembelajaran akan pentingnya Organisasi.
Memahami pengertian organisasi penting karena dapat membantu kita untuk membentuk suatu tim kerja atau aktifitas tertentu. Organisasi identik dengan invidu ataupun sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis yagn tergabung dalam suatu system. Pengertian organisasi adalah wadah untuk sekelompuk individu untuk berinteraksi dalam wewenang tertentu. Organisasi yang dibentuk terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki kepentingan bersama untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama.
Siapapun
memerlukan pengalaman dalam organisasi, ini dikarenakan manusia adalah makhluk
social yang pasti akan berinteraksi dengan yang lain. Dengan bekerja sama
dengan yang lain maka pekerjaan akan terasa lebih ringan. Selain itu pekerjaan
atau tugas akan lebih cepat terselesaikan dibandingkan kita hanya bekerja
seorang diri.
Pengertian
Organisasi dalam arti Statis
Organisasi statis adalah gambaran secara skematis
tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu usaha
untuk mencapai sesuatu tujuan.
Pengertian Organisasi dalam arti dinamis
Organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Atau di singkat sebagai kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.
Pengertian Organisasi dalam arti dinamis
Organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Atau di singkat sebagai kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.
Manajemen
& organisasi
Manajemen
adalah kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antara manusia. Adanya
sebuah hubungan antara kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Tujuan tersebut dibentuk suatu organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok
manusia dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Jadi, adanya
manajemen maka harus ada organisasi. Dengan kata lain “Organisasi adalah
sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan.”
II. Prinsip Pengembangan Sistem
1. Sistem yang
dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang
dikembangkan adalah investasi modal yang besar
3. Sistem yang
dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja
dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem
III. Tahapan Pengembangan Sistem
1. Perencanaan
Sistem
Perencanaan Sistem: Adanya intruksi
dari top manajer kepada bawahan bahwa perusahaan tersebut perlu dilakukan
pengembangan sistem. Di dalam perencanaan sistem perlu direncanakan terlebih
dahulu mengenai:
a. Berapa
besar dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem
b.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem
c. Sudah
siapkah personil-personil yang terlibat dalam pengembangan sistem tersebut
2. Analisis Sistem
Analisis sistem: mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikan.
IV.
Metodologi Pengembangan Sistem
1. Metodologi Waterfall
Metodologi Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970, sekarang model ini lebih dikenal dengan Liner Sequential Model.
Karakteristik dari metodologi waterfall ini meliputi beberapa bagian, yaitu :
• Aktivitas mengalir dari satu fase ke fase lainnya secara berurutan.
• Setiap fase dikerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai baru mulai menuju fase berikutnya.

Metodologi Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970, sekarang model ini lebih dikenal dengan Liner Sequential Model.
Karakteristik dari metodologi waterfall ini meliputi beberapa bagian, yaitu :
• Aktivitas mengalir dari satu fase ke fase lainnya secara berurutan.
• Setiap fase dikerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai baru mulai menuju fase berikutnya.

Tahapan
penelitian pada model waterfall meliputi metodologi berupa
1. System Engineering
Menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
2. Analisis
Menganalisis hal-hal yang diperlukan untuk pembuatan atau pengembangan perangkat lunak
3. Design
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer . Tiga atribut yang penting dalam proses perancangan yaitu : struktur data, arsitektur perangkat lunak dan prosedur rinci / algoritma.
4. Coding
Menerjemahkan data yang telah dirancang / algoritma ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan
5. Testing
Uji coba terhadap program telah dibuat .
6. Maintenance
Perubahan atau penambahan program sesuai dengan permintaan user.
Kelebihan dari metode WaterFall :
Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.
Kekurangan dari metode Waterfall :
o Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.
o Sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit.
o Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
o Kesalahan di awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya.
2. Metodologi Prototipe
Model ini dikembangkan karena adanya kegagalan yang terjadi akibat pengembangan project / aplikasi menggunkan sistem waterfall. Kegagalan yang terjadi biasanya dikarenakan adanya kekurang pahaman atau bahkan sampai kesalah pahaman pengertian developer aplikasi mengenai user requirement yang ada.
Yang berbeda dari metodologi prototipe ini, apabila dibandingkan dengan waterfall, yaitu adanya pembuatan prototype dari sebuah aplikasi, sebelum aplikasi tersebut memasuki tahap design. Dalam fase ini, prototype yang telah dirancang oleh developer akan diberikan kepada user untuk mendapatkan dievaluasi. Tahap ini akan terus menerus diulang sampai kedua belah pihak benar-benar mengerti tentang requirement dari aplikasi yang akan dikembangkan. Apabila prototype telah selesai, maka tahapan aplikasi akan kembali berlanjut ke tahap design dan kembali mengikuti langkah-langkah pada waterfall model. Kekurangan dari tipe ini adalah tim developer pengembang aplikasi harus memiliki kemampuan yang baik karna dalam mengembangkan prototype ini hanya terdapat waktu yang singkat. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat minimal.
Gambar Prototyping Method
Tahapan Metodologi Prototipe :
1. Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan
Menetapkan segala kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak
2. Disain cepat
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
3. Bentuk Prototipe
Menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman (Program contoh atau setengah jadi )
4. Evaluasi Pelanggan Terhadap Prototipe
Program yang sudah jadi diuji oleh pelanggan, dan bila ada kekurangan pada program bisa ditambahkan.
5. Perbaikan Prototype
Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kemudian dibuat program kembali dan di evaluasi oleh konsumen sampai semua kebutuhan user terpenuhi.
6. Produk Rekayasa
Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user sudah terpenuhi
1. System Engineering
Menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
2. Analisis
Menganalisis hal-hal yang diperlukan untuk pembuatan atau pengembangan perangkat lunak
3. Design
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh programmer . Tiga atribut yang penting dalam proses perancangan yaitu : struktur data, arsitektur perangkat lunak dan prosedur rinci / algoritma.
4. Coding
Menerjemahkan data yang telah dirancang / algoritma ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan
5. Testing
Uji coba terhadap program telah dibuat .
6. Maintenance
Perubahan atau penambahan program sesuai dengan permintaan user.
Kelebihan dari metode WaterFall :
Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik.
Kekurangan dari metode Waterfall :
o Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.
o Sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit.
o Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama.
o Kesalahan di awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya.
2. Metodologi Prototipe
Model ini dikembangkan karena adanya kegagalan yang terjadi akibat pengembangan project / aplikasi menggunkan sistem waterfall. Kegagalan yang terjadi biasanya dikarenakan adanya kekurang pahaman atau bahkan sampai kesalah pahaman pengertian developer aplikasi mengenai user requirement yang ada.
Yang berbeda dari metodologi prototipe ini, apabila dibandingkan dengan waterfall, yaitu adanya pembuatan prototype dari sebuah aplikasi, sebelum aplikasi tersebut memasuki tahap design. Dalam fase ini, prototype yang telah dirancang oleh developer akan diberikan kepada user untuk mendapatkan dievaluasi. Tahap ini akan terus menerus diulang sampai kedua belah pihak benar-benar mengerti tentang requirement dari aplikasi yang akan dikembangkan. Apabila prototype telah selesai, maka tahapan aplikasi akan kembali berlanjut ke tahap design dan kembali mengikuti langkah-langkah pada waterfall model. Kekurangan dari tipe ini adalah tim developer pengembang aplikasi harus memiliki kemampuan yang baik karna dalam mengembangkan prototype ini hanya terdapat waktu yang singkat. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat minimal.

Tahapan Metodologi Prototipe :
1. Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan
Menetapkan segala kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak
2. Disain cepat
Tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.
3. Bentuk Prototipe
Menerjemahkan data yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman (Program contoh atau setengah jadi )
4. Evaluasi Pelanggan Terhadap Prototipe
Program yang sudah jadi diuji oleh pelanggan, dan bila ada kekurangan pada program bisa ditambahkan.
5. Perbaikan Prototype
Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kemudian dibuat program kembali dan di evaluasi oleh konsumen sampai semua kebutuhan user terpenuhi.
6. Produk Rekayasa
Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user sudah terpenuhi
V. Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan
sistem, yaitu:
1. Pendekatan klasik lawan
pendekatan terstruktur (dipandang dari metodologi yang digunakan). Pendekatan
klasik adalah pendekatan di dalam pengembangan sistem yang mengikuti
tahapan-tahapan di system life cycle tanpa dibekali dengan alat-alat dan
teknik-teknik yang memadai. Sedangkan pada pendekatan terstruktur dilengkapi
dengan alat-alat dan teknik-teknik supaya membuatnya berhasil.
2. Pendekatan sepotong lawan
pendekatan sistem (dipandang dari sasaran yang akan dicapai). Pendekatan
sepotong merupakan pendekatan pengembangan sistem yang menekankan pada suatu
kegiatan atau aplikasi tertentu saja. Sedangkan pada pendekatan sistem
memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk
masing-masing kegiatan atau aplikasinya.
3. Pendekatan bawah-naik lawan
pendekatan atas-turun (dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari sistem).
Pendekatan bawah-naik dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan
kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan
merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini
disebut juga dengan data analisis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang
akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti
data. Pendekatan atas-turun sebaliknya dimulai dari level atas organisasi,
yaitu level perencanaan strategi. Pendektan ini disebut juga dengan decision
analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu. Kemudian data yang perlu
diolah menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
4. Pendekatan sistem-menyeluruh
lawan pendekatan moduler (dipandang dari cara mengembangkannya). Pendektan
sistem-menyeluruh merupakan pendekatan yang mengembangkan sistem serentak
secara menyeluruh. Sedangkan pendekatan moduler berusaha memecahkan sistem yang
rumit menjadi beberapa bagian atau modul yang sederhana, sehingga sistem akan
lebih mudah dipahami dan dikembangkan.
5. Pendekatan lompatan jauh lawan
pendekatan berkembang (dipandang dari teknologi yang akan digunakan).
Pendekatan lompatan jauh menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak
menggunakan teknologi canggih. Sedangkan pendekatan berkembang menerapkan
teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja pada saat
itu saja.
VI. Alat & Teknik Pengembangan Sistem
1. Alat Pengembangan Sistem
Dalam
membuat sebuah sistem informasi seorang programer bukanlah satu-satunya yang
menentukan sistem ini bisa diterima kah atau tidak dengan usernya. Untuk itu
diperlukan suatu media uang dibuat agar gagasan mengenai rancangan sistem yang
dibuat dapat dikomunikasikan dan bisa diterima oleh user. Cara melakukan
komunikasi adalah dengan suatu diagram yang menggambarkan secara visual
menegnai bagaimana sistem komputerisasi nantinya akan bekerja.
1. FLOW OF DOCUMENT
(FOD)
FOD adalah
suatu diagram yang menggambarkan sistem dokumen dari proses pelaporan yang
dapat dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun
secara terkomputerisasi (jogiyanto,2011). Diagram tersebut menggunakan
simbol-simbol yang sudah baku. Berikut ini simbol-simbol yang digunakan :
Table 1.1 Simbol Flow Of Dokumen (FOD)
Sumber :Jogiyanto,2001, Analisa Dan Desain Sistem Informasi .
2. DATA FLOW DIAGRAM
(DFD)
Data flow diagram merupakan alat yang digunakan pada metodologi pada
pengembangan sistem yang tersetruktur untuk menggambarkan arus data dalam
sistem dengan tersetruktur dan jelas (Jogiyanto,2001).
Table 1.2 Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Sumber :Jogiyanto,2001, Analisa
Dan Desain Sistem Informasi .
3. HIERARCHY PLUS INPUT
PROCESS OUTPUT (HIPO)
Jogianto 2001, Mendefinisikan bahwa HIPO sebagai
metedologi yang dikembangkan dan digunakan sebagai alat pengembangan sistem dan
teknik dokumentasi.
Table 1.3 Simbol-simbol dalam HIPO
Sumber :Jogiyanto,2001, Analisa
Dan Desain Sistem Informasi .
2. Teknik Pengembangan
Sistem
Teknik yang
digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya :
1. Teknik Manajemen Proyek, yaitu CPM dan PERT.
Kedua teknik ini digunakan untuk penjadwalan waktu pelaksanaan proyek.
a.
CPM (Critical Path Method) adalah algoritma berbasis
matematika untuk menjadwalkan sekelompok aktivitas proyek.
b. PERT
(Program Evaluation and Review Technique) adalah sebuah metode dalam
menganalisis berbagai tugas yang saling terkait untuk menyelesaikan sebuah
proyek, khususnya mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap
tugas dan menentukan waktu minimal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
keseluruhan proyek.
Kelebihan:
·
PERT secara
eksplisit mendefinisikan dan membuat hubungan keterkaitan (dependensi)
di antara elemen-elemen terlihat
·
PERT
memfasilitasi peng-identifikasi-an jalur kritis dan membuat jalur tersebut
terlihat
·
Mengoptimumkan
efisiensi pelaksanaan proyek yang bersangkutan.
·
Dicapainya
penurunan terbesar dalam waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek yang
bersangkutan sambil tetap mempertahankan kelayakan ekonomi dari penggunaan
sumber daya yang tersedia.
·
Data proyek
dalam jumlah besar dapat diatur & disajikan dalam diagram untuk digunakan
dalam pengambilan keputusan.
Kelemahan:
·
Terdapat
kemungkinan ratusan bahkan ribuan kegiatan dan hubungan ketergantungan antar
komponen
·
Grafik
jaringan cenderung besar dan berat sehingga membutuhkan beberapa halaman untuk
mencetak dan membutuhkan kertas ukuran khusus
·
Tidak adanya
kerangka waktu pada kebanyakan grafik CPM/PERT membuat lebih sulit untuk
menunjukkan status meskipun warna bisa membantu (misalnya, warna khusus untuk
node selesai)
·
Ketika
grafik CPM / PERT menjadi berat, mereka tidak lagi digunakan untuk mengelola
proyek.
2. Teknik Menemukan Fakta (Fact finding technique),
yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan
fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini diantaranya
adalah
a. Wawancara (Interview),
yaitu tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan
atau pendapatnya mengenai suatu hal. wawancara memungkinkan analis sistem
sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap
muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
Kelebihan:
·
Wawancara
memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai
untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
·
Memungkinkan
pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan situasi
yang berkembang.
·
Pewawancara
dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah
orang yang diwawancarai.
·
Pewawancara
dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Kelemahan:
·
Proses
wawancara membutuhkan waktu yang lama
·
Keberhasilan
hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan
hubungan antar manusia
·
Wawancara
tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di
lokasi-lokasi yang ribut dan ramai
·
Wawancara sangat
menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat
terbatas
b. Observasi
(Observation), yaitu pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
dilakukan, yang mana pada waktu observasi penganalisis (analis sistem) dapat
ikut juga berpartisipasi dengan orang-orang yang sedang melakukan suatu
kegiatan tersebut.
Melalui
observasi, analis sistem dapat memperoleh pandangan-pandangan mengenai apa yang
sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat
keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap
para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat
keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat
keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya.
Kelebihan:
1. Data
yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
2. Analis
sistem melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan
yang rumit kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui
observasi, analis sistem dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak
tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
3. Dengan
observasi, analis sistem dapat menggambarkan lingkungan fisik dari
kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, dan
gangguan suara.
Kelemahan:
1. Akan sangat mudah
terjadi bias dalam pelaporan hasil observasi, karena data yang diperoleh
bersifat Subyektif.
2. Umumnya orang yang
diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya
dengan tidak semestinya.
3. Pekerjaan yang sedang
diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan
tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
4. Observasi dapat
mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.
5. Orang yang diamati
cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering
menutupi kejelekannya.
c. Daftar pertanyaan (Questionaires),
yaitu suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus
yang memungkinkan analis sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari
responden-responden yang dipilih. Instrumen atau alat pengumpulan datanya
disebut angket yang berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kelebihan:
1. Kuesioner baik untuk
sumber data yang banyak dan tersebar.
2. Responden tidak
merasa terganggu, karena dapat mengisi kuesioner dengan memilih waktunya
sendiri yang paling luang.
3. Kuesioner secara
relatif lebih efisien untuk sumber data yang banyak.
4. Karena kuesioner
biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih
objektif.
Kelemahan:
1. Kuesioner tidak
menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati.
2. Kuesioner cenderung
tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang
dicantumkan di kuesioner saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan
situasinya.
3. Pengumpulan sampel
tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan, lain halnya
dengan observasi yang dapat sekaligus mengumpulkan sampel
4. Kuesioner yang
lengkap sulit untuk dibuat.
a. Pengumpulan Sampel
(Sampling), yaitu pemilihan sejumlah item tertentu dari seluruh item
yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk mewakili
seluruh itemnya dengan pertimbangan biaya dan waktu yang terbatas.
3.
Teknik Analisis Biaya/Manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost
Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung
kelayakan ekonomis atau biaya yang berhubungan dengan pengembangan
sistem informasi seperti :
·
biaya
pengadaan
·
biaya
persiapan
·
biaya proyek
·
biaya
operasi
serta
manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;
·
manfaat
mengurangi biaya
·
manfaat
mengurangi kesalahan
·
manfaat
meningkatkan kecepatan aktivitas
·
manfaat
meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen.
Keuntungan
dari pengembangan sistem informasi tidak semuanya mudah diukur secara langsung
dengan nilai uang, seperti misalnya keuntungan pelayanan kepada pelanggan yang
lebih baik. Keuntungan yang sulit diukur langsung dengan nilai uang ini
selanjutnya jika ingin ditentukan dalam bentuk nilai uang, maka akan dapat
menaksir efektivitasnya.
Suatu sistem
dikatakan layak apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dari investasi/biaya
yang dikeluarkan untuk membangun dan mengoperasikan sistem tersebut. Oleh
karena itu, dalam analisis biaya/manfaat, biasanya melibatkan dua komponen
penting, yaitu komponen biaya dan komponen manfaat (efektivitas).
4.
Teknik Menjalankan Rapat
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, rapat dapat diartikan sebagai pertemuan
(kumpulan) untuk membicarakan sesuatu.
Selama
proses pengembangan sistem dilakukan, seringkali rapat-rapat diadakan baik oleh
tim pengembangan sistem sendiri atau rapat antara tim pengembangan sistem
dengan pemakai sistem dan manajer, sehingga kemampuan analis sistem untuk
memimpin atau berpartisipasi di dalam suatu rapat merupakan hal yang penting
terhadap kesuksesan proyek pengembangan sistem.
Tujuan dari
rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk :
·
mendefinisikan
masalah
·
mengumpulkan
ide-ide
·
memecahkan
permasalahan-permasalahan
·
menyelesaikan
konflik-konflik yang terjadi
·
menganalisis
kemajuan proyek
·
mengumpulkan
data atau fakta
·
perundingan-perundingan.
Tahapan
pelaksanaan kegiatan dalam rapat :
·
merencanakan
rapat
·
menjalankan
rapat
·
menindaklanjuti
hasil rapat.
5.
Teknik
Inspeksi /
Walkthrough
Proses dari
analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan
cara mem-verifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi
hasil kerja secara formal disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan
yang tidak formal disebut Walkthrough.
Inspeksi
merupakan kepentingan dari pemakai sistem dan walkthrough merupakan
kepentingan dari analis sistem. Analis sistem melakukan walkthrough
untuk maksud supaya dokumentasi yang akan diserahkan kepada pemakai sistem
secara teknik tidak mengalami kesalahan dan dapat dilakukan dengan diverifikasi
terlebih dahulu oleh analis sistem yang lain. Pemakai sistem melakukan inspeksi
untuk maksud menilai dokumentasi yang diserahkan oleh analis sistem secara
teknik tidak mengandung kesalahan.
Sumber : http://koriani.blogspot.co.id/2015/10/bab-2tinjauan-umum-pengembangan-sistema.html
BAB III
ANALISIS SISTEM
A.
Penjelasan analisis sistem
Yang
dimaksud dengan Analisis Sistem adalah penguraian suatu sistem informasi
yang sudah utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan dapat
menidentifikasi dan menevaluasi berbagai macam permasalahan maupun hambatan
yang terjadi pada sistem sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan atau
pengembangan.
Sedangkan
orang atau kelompok yang melakukan perancangan dan perbaikan pada suatu sistem
disebut Sistem Analis. Sistem analis merupakan individu ataupun kelompok dalam
melakukan pengembangan sistem, sistem analis mempelajari permasalahan maupun
kebutuhan pada suatu sistem dan sistem analis juga merupakan orang yang
bertanggung jawab terhadap proses analisa maupun perancangan pada sistem
informasi. Baca juga artikel: Pengertian informasi dan fungsinya
terlengkap.

Ketahuilah
tentang apa itu analisis sistem.
B. Inilah
fungsi sistem analis
Adapun
beberapa fungsi dari sistem analis, yang diantaranya meliputi:
- Dapat menidentifikasikan berbagai masalah dari pemakai (user).
- Menentukan secara jelas mengenai sasaran yang harus dicapai untuk dapat memenuhi kebutuhan pemakai.
- Dapat memilih metode alternatif dalam memecahkan masalah pada sistem.
- Dapat merencanakan maupun menerapkan rancangan sistem sesuai dengan apa yang diinginkan pemakai.
C. Tanggung
jawab sistem analis
Tanggung
jawab dari seorang sistem analis, diantaranya meliputi:
- Pengambilan data yang efektif dari sumbernya.
- Aliran data pada sistem.
- Pemerosesan dan penyimpanan data.
- Aliran dari informasi yang berguna kembali pada proses maupun penggunanya.
D. Tugas
umum dan teknis dari sistem analis
Beberapa
tugas umum yang dilakukan oleh sistem analis, yang diantaranya meliputi:
- Mengumpulkan dan menganalisis dokumen maupun file yang ada hubungannya dengan sistem yang sedang berjalan.
- Menyusun dan menyajikan laporan untuk perbaikan sistem yang sedang berjalan kepada pemakai.
- Merancang suatu sistem perbaikan dan menidentifikasi aplikasi-aplikasi untuk penerapannya pada komputer.
- Melakukan analisis, menyusun biaya maupun keuntungan yang didapatkan pada sistem yang baru.
- Dan mengawasi berbagai aktivitas pada sistem yang baru dibuat.
Dan inilah
tugas teknis dari sistem analis, yang diantaranya meliputi:
- Menyiapkan gambaran kerja dalam menerapkan sistem yang baru.
- Melakukan penyusunan prosedur untuk pengawasan kerja.
- Melakukan penyusunan DFD (Data Flow Diagram), SADT (Structured Analysis and Design Technique) maupun FlowChart untuk melakukan perancangan pada sistem yang baru secara lebih detail.
- Melakukan perancangan pola pengawasan pada data yang sifatnya dianggap penting sekali.
- Melakukan penyusunan terhadap dokumen maupun file-file untuk dapat digunakan pada komputer supaya sistem yang baru dibuat dapat berjalan secara lancar dan efektif.
- Melakukan perancangan pada bentuk input dan output supaya mudah dibaca dan dipahami oleh pemakai.
- Dan melakukan penyusunan dokumentasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh sistem analis dalam merancang suatu sistem yang baru.
Baca artikel
lain: Mengetahui pengertian dokumen dan
dokumentasi.
E. Inilah
langkah kerja dari sistem analis
Langkah-langkah
kerja dari sistem analis, diantaranya meliputi:
- Yang pertama, tahap melakukan identifikasi permasalahan pada sistem.
- Yang kedua, tahap melakukan studi kelayakan dan memahami kinerja dari sistem yang ada.
- Yang ketiga, tahap melakukan analisis dan perancangan sistem.
- Yang keempat, tahap melakukan penerapan sistem.
- Yang kelima, tahap melakukan evaluasi dan pemeliharaan pada sistem.
F. Pribadi
dari sistem analis
Adapun
beberapa pribadi yang perlu dimiliki oleh seorang sistem analis,
diantaranya meliputi:
- Dapat bekerjasama dalam suatu tim.
- Dapat berkomunikasi dengan baik.
- Selalu bersikap sopan dan santun.
- Menghargai pendapat teman yang dalam tim.
- Memiliki sikap yang tegas.
- Mempunyai kreativitas dan inovasi yang tinggi, dan lain-lain.
Sumber : http://www.pengertianku.net/2015/09/pengertian-analisis-sistem-secara-lebih-jelas.html
BAB
IV
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Dalam
penelitian sering sekali peneliti berhubungan dengan data, baik itu penelitian
yang berhubungan dengan lapangan ataupun penelitian lainnya. Berikut adalah
beberapa teknik dalam pengumpulan data untuk penelitian kelebihan dan
kekurangan dalam pemakaiannya juga.
Teknik
Pengumpulan Data
- Teknik Wawancara
- Teknik Observasi (Observation)
- Teknik Daftar Pertanyaan (Questioner)
Teknik
Pengumpulan Sampel (Sampling)
A. Teknik Wawancara
a. Pengertian wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik
langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985).
Wawancara adalah salah satu metode
untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan hubungan
secara langsung dengan informan/face to face relation(Bima Walgito,
1987).
Wawancara adalah alat untuk
memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan (Dewa
Ktut Sukardi, 1983).
Wawancara informatif adalah suatu
alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan. Dengan
tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan (W.S.Winkel, 1995)
b. Kelebihan dan kekurangan teknik
wawancara
Kelebihan
· Flexibility. Pewawancara dapat
secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada
saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan
“probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia
dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap
kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.
· Nonverbal Behavior. Pewawancara
dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau
perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
· Question Order. Pertanyaan dapat
diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian
secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
· Respondent alone can answer.
Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah
ditetapkan.
· Greater complexity of
questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh
responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan
mendetail.
· Completeness. Pewawancara dapat
memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.
Kelemahan :
· Mengadakan wawancara dengan
individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin
biaya.
· Interview Bias. Walau dilakukan
secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan
jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status
sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga
pewawancara mempengaruhi jawaban.
· Keberhasilan wawancara sangat
tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia
(human relation).
· Wawancara tidak selalu tepat pada
kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
· Sangat tergantung pada kesediaan,
kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat
ketelitian hasil wawancara.
· Jangkauan responden relatif kecil
dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang relatif yang lebih
mahal.
c. Hal-hal yang tidak boleh dan
boleh dilakukan dalam wawancara
Hal-hal yang harus dilakukan seorang
pewawancara adalah mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat.
Kadang-kadang ia seperti seorang penginterogasi, kadang-kadang secara tajam ia
menyerang dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai,
kadang-kadang ia mengklarifikasi, kadang-kadang pula ia seperti pasif atau
menjadi pendengar yang baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada
kemampuan melakukan kombinasi berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan
situasi dan orang yang diwawancarai.
Dalam proses wawancara si
pewawancara harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi.
Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh orang yang
diwawancarai, sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni suasana yang
konduksif bagi berlangsungnya wawancara. Dalam prakteknya, berbagai pikiran
muncul dibenak si pewawancara ketika wawancara sedang berlangsung. Seperti :
Apa yang harus saya tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara orang yang
diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah ia terlihat bicara
jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu?
d. Kesimpulan
Wawancara adalah teknik pengambilan
data melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden. Wawancara
biasanya dilakukan jika peneliti bermaksud melakukan analisis kualitatif atas
penelitiannya.
B. Teknik Observasi
a. Pengertian Observasi
Observasi adalah
pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
b. Kebaikan dan kejelekan observasi
Kebaikan dari observasi
adalah sebagai berikut :
a. Data yang dikumpulkan
melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi
dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya
dari individu-individu.
b. Dapat
melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit
kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
c. Dapat
menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak
fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
d. Dapat
mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
Sedangkan kekurangannya
adalah sebagai berikut :
a. Umumnya orang yang
diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan
pekerjaannya dengan tidak semestinya.
b. Pekerjaan yang sedang
diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume
kegiatan tertentu.
c. Dapat mengganggu
proses yang sedang diamati.
d. Orang yang diamati
cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering
menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
c. Hal-hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
teknik observasi
a. Rencanakan terlebih
dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi :
Apa yang akan
diobservasi , dimana letak lokasi observasi, kapan observasi akan dilakukan,
siapa yang akan melaksanakan observasi tersebut, siapa yang akan diobservasi,
bagaimana melaksanakan observasi tersebut.
b. Mintalah ijin
terlebih dahulu dari manajer dan atau pegawai yang terlibat
c. Bertindaklah dengan
rendah hati (low profile)
d. Lengkapilah dengan
catatan selama observasi
e. kaji ulang hasil
observasi dengan individu-individu yang terlibat.
Yang tidak boleh
dilakukan dalam observasi
a. Menggangu kerja
individu yang diobservasi maupun individu lainnya.
b. Terlalu menekankan
pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting.
c. Jangan membuat
asumsi-asumsi.
d. Kesimpulan
Observasi adalah metode yang cukup
mudah dilakukan untuk pengumpulan data. Penggunanan metode ini sangat
dipengaruhi oleh interesnya sang peneliti. Observasi ini lebih banyak digunakan
pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku
tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur
mana yang tepat untuk digunakan .
C. Daftar Pertanyaan (Quisioner)
a. Pengertian quisioner
Daftar pertanyaan (kuisioner) adalah
suatu daftar yang berisi prtanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang
memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari
para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim
kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.
b. Kebaikan dan kejelekan teknik
daftar pertanyaan
Keuntungan angket :
1. Bila lokasi responden jaraknya
cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
2. Pertanyaan-pertanyan yang sudah
disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam
jumlah banyak.
3. Dengan angket akan memberi
kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila
menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
4. Dengan angket responden dapat
lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
Kelemahan angket :
1. Apabila penelitian membutuhkan
reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
2. Metode ini kurang fleksibel,
kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
3. Jawaban yang diberikan oleh
responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin
jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah
melihat pertanyaan dilain nomor.
4. Sulit bagi peneliti untuk
mengetahui maksud dari apakag sudah responden sudah terjawab atau belum.
5. Ada kemungkinan terjadi respons
yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan
atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dalam teknik quisioner
c. Harapan karakteristik pertanyaan
pada angket
– Tujuan yang akan diteliti harus
jelas disusun dalam pertanyaan.
– Konfidensial : Data yang diberikan
responden merupakan rahasia informasi yang dapat dipercaya.
– Anonim : Nama dari responden
seyogyanya bukan menjadi masalah yang penting dalam penelitian.
– Pertanyaan mudah dipahami oleh
responden.
– Spesifik : Pertanyaan harus
dirumuskan secara spesifik dan jelas.
– Ambigiositas : Bila pertanyaan
bersifat mendua arti akan menyulitkan bagi responden untuk menjawabnya.
Contoh : Anda suka naik gunung dengan sepeda dan naik kuda?
Disini dua pertanyaan ditanyakan bersama.
Contoh : Anda suka naik gunung dengan sepeda dan naik kuda?
Disini dua pertanyaan ditanyakan bersama.
– Faktual : Pertanyaan seyogyanya
bersifat meminta fakta bukan opini.
Contoh : beberapa orang terbunuh dalam peperangan itu?(fakta)
Bagaimana pendapat anda pada pembunuhan itu. (opini)
Contoh : beberapa orang terbunuh dalam peperangan itu?(fakta)
Bagaimana pendapat anda pada pembunuhan itu. (opini)
– Ketidakjelasan atau kesamaran :
Pertanyaan seyogyanya tidak mengandung ketidak jelasan atau samar-samar
keraguan.
Contoh : Pada suatu pertandingan sepak bola, anda suka bila ada taruhannya?
Contoh : Pada suatu pertandingan sepak bola, anda suka bila ada taruhannya?
– Pertanyaan seyogyanya tidak
memberi petunjuk responden terarah pada suatu masalah tertentu.
Contoh : Bukankah anda berfikir bahwa menambah dosis obat yang diminum membahayakan, bukan?
Contoh : Bukankah anda berfikir bahwa menambah dosis obat yang diminum membahayakan, bukan?
– Pertanyanan hendaknya tidak
mempersukar responden untuk menjawabnya.
Contoh : Berapa kali anda setiap hari mandi atau sikat gigi?
Contoh : Berapa kali anda setiap hari mandi atau sikat gigi?
– Pertanyaan hendaknya jangan
bersifat pribadi. Kecuali kalau perlu sekali, hindari pertanyaan yang bersifat
pribadi.
Contoh : Apakah anda suka kawin lagi ?
Contoh : Apakah anda suka kawin lagi ?
– Pertanyaan hendaknya tidak terlalu
panjang, seyogyanya singkat dan jelas.
– Petanyaan hendaknya besifat logis.
Tanpa bertanya “apakah anda mempunyai TV?” Sudah ditanya “Program TV apa yang anda suka?”
Tanpa bertanya “apakah anda mempunyai TV?” Sudah ditanya “Program TV apa yang anda suka?”
d. Kesimpulan
Kuesioner (angket) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden.
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
D. Teknik Pengumpulan sampel
(sampling)
a. Pengertian pengumpulan sampel
Sampling adalah “…the process of
choosing a representative portion of a population. If contrasts especially with
the process of complete enumeration, in which every member of the defined
population is included…” (Cristina P. Parel et.al. : 1973).
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud
untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
b. Kebaikan dan kejelekan sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita
menggunakan sampel yaitu:
a. Penelitian sampel dapat dilakukan
lebih cepat dan lebih murah. Karena sampel itu lebih kecil dari seluruh
populasi maka pengumpulan dan pengolahan data dilakukan lebih cepat.
Selanjutnya karena sample hanya merupakan bagian saja dari populasi maka biaya
pengumpulan informasi menjadi lebih rendah.
b. Penelitian sampel dapat
menghasilkan informasi yang lebih komprehensif. Sebuah sampel yang kecil dapat
diselidiki secara lebih teliti dan lebih mendalam, sedangkan untuk suatu
populasi yang besar, biaya penyelidikannya akan tidak terbayar.
c. Penelitian sampel lebih akurat.
Suatu kelompok kecil peneliti dengan keterampilan tinggi akan melakukan lebih
sedikit kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data daripada kesalahan yang
akan dilakukan oleh suatu kelompok yang besar.
d. Oleh karena penghematan yang
diperoleh dalam waktu dan biaya maka dengan penelitian sampel dimungkinkan
untuk menyedikan populasi yang lebih besar dan lebih bervariasi daripada yang
dapat dilakukan dalam waktu dan dengan biaya yang sama, apabila yang dikerjakan
itu adalah enumerasi lengkap (Ronny Haditijo Soemantro, 1985: 42).
Kekurangan dari pengumpulan data
berdasarkan teknik sampel adalah kurang hasil yang kurang akurat karena
kemungkinan terpilihnya item-item yang tidak mewakili dari populasi yang
diteliti karena pengumpulan sampel sacara random.
c. Teknik-teknik pengumpulan sampel
a. Sampel random atau sample acak,
sampel campur
Teknik sampling ini diberi nama
demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur”
subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan
demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak
setiap subyek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan
satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
b. Sampel berstrata atau stratified
sample
Apabila peneliti berpendapat bahwa
populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan sample
tidak boleh dilakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan, dan
setiap strata harus diwakili sebagai sampel.
c. Sampel wilayah atau area
probability sample
Seperti halnya pada sampel berstrata
dilakukan apabila ada perbedaan antara strata yang satu dengan strata lain,
maka kita lakukan sampel wilayah apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang
satu dengan wilayah yang lain.
d. Sampel proporsi atau proportional
sample, atau sample imbangan
Teknik pengambilan sample proporsi
atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunakan teknik
sampel berstrata atau sampel wilayah. Ada kalanya banyaknya subyek yang
terdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama. Oleh karena itu,
untuk memperoleh sampel yang representative, pengambilan subyek dari setiap
strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya
subyek dalam masing-masing strata atau wilayah.
e. Sampel bertujuan atau purposive
sample
Sampel bertujuan dilakukan dengan
cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan
dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara
seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan
tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi:
1. pengambilan sampel harus
didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. subyek yang diambil sebagai
sample benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri
yang terdapat pada populasi (key subyectis).
3. penentuan karakteristik populasi
dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
f. Sampel kuota atau quota sample
Teknik sampling ini juga dilakukan
tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada
jumlah yang sudah ditentukan. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi
subyek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari
mana asal subyek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang dihubungi
adalah subyek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Yang
penting diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah
ditetapkan.
g. Sampel kelompok atau cluster
sample
Di masyarakat kita jumpai kelompok-kelompok
yang bukan merupakan kelas atau strata. Dalam membicarakan masalah
persekolahan, kita jumpai adanya kelompok sekolah SD, SLTP, SLTA.
Kelompok-kelompok tersebut dapat dipandang sebagai tingkatan atau strata.
Demikian pula kelompok pegawai negeri,
anggota ABRI, pedagang, petani, nelayan, dan sebagainya, kita tidak dapat
memandanginya sebagai strata, tetapi kelompok. Inilah yang disebut cluster. Di
dalam menentukan jenis cluster atau kelompok harus dipertimbangkan dengan
masak-masak apa ciri-ciri yang ada.
h. Sampel kembar atau double sample
Sampel kembar adalah dua buah sampel
yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah
apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan
pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama
jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang untuk mengecek, jumlahnya
tidak begitu besar (Prof. Dr. Suharsini Arikunto, 2006: 133-142).
d. Kesimpulan
Apabila peneliti ingin mendapatkan semua
liku-liku dan semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian atau dalam suatu
populasi sangat mudah untuk mengumpulkan data hanya dengan teknik sampling ini.
Sumber : https://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/
Dari definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain sistem adalah tahapan berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan dengan menyatukan beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh untuk memperjelas bentuk sebuah sistem.
Menurut Yavri D. Mahyuzir dalam bukunya Pengolahan Data menyebutkan beberapa langkah yang perlu dilakukan pada proses desain sistem adalah :
BAB V
DESAIN SISTEM
Desain Sistem
desain sistem dapat didefinisikan sebagai: “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.”
Tujuan desain sistem
Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu:
desain sistem dapat didefinisikan sebagai: “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.”
Tujuan desain sistem
Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu:
Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang
bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang
terlibat. Tujuannya lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu
pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk
pembuatan program komputernya.
Pengertian Desain Sistem Menurut Para Ahli adalah
Menurut John Burch dan Garry Grudnitski dalam buku Analisa dan Desain, Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur adalah : "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.”
Menurut John Burch dan Garry Grudnitski dalam buku Analisa dan Desain, Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur adalah : "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.”
Dari definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain sistem adalah tahapan berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan dengan menyatukan beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh untuk memperjelas bentuk sebuah sistem.
Menurut Yavri D. Mahyuzir dalam bukunya Pengolahan Data menyebutkan beberapa langkah yang perlu dilakukan pada proses desain sistem adalah :
Menganalisa masalah dari pemakai (user), sasarannya
adalah mendapatkan pengertian yang mendalam tentang kebutuhan-kebutuhan
pemakai.
Studi kelayakan, membandingkan alternatif-alternatif
pemecahan masalah untuk menentukan jalan keluar yang paling tepat.
Rancang sistem, membuat usulan pemecahan masalah
secara logika.
Detail desain, melakukan desain sistem pemecahan
masalah secara terperinci.
Penerapannya yaitu memindahkan logika program yang
telah dibuat dalam bahasa yang dipilih, menguji program, menguji data dan
outputnya.
Pemeliharaan dan evaluasi terhadap sistem yang telah
diterapkan.
Langkah-langkah dalam Desain Sistem
Tahap Perencanaan
Mendefinisikan Masalah ,Sistem yang berjalan dan
Sistem yang diusulkan
Menentukan tujuan sistem
Mengidentifikasikan kendala sistem
Membuat studi kelayakan (TELOS)
Keputusan ditolak/diterima
Tahap Analisis
Membuat struktur organisasi
Mendefinisikan kebutuhan informasi
Mendefinisikan kriteria kinerja system
Tahap Design
Menyiapkan rancangan
Membuat Context Diagram
Membuat DFD
Membuat IOFC
Membuat ERD
Merancang Kamus Data
Membuat FlowChart
Merancang File (master, input, proses, temporary)
Merancang Dialog Input
Merancang Dialog Output
Menyiapkan konfigurasi system
Tahap Penerapan
Menyiapkan hardware dan software.
Implementasi Pemrograman
Testing
Cutover
Tahap Penggunaan
Audit Sistem
Memelihara Sistem
Sumber:http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-desain sistem.html#sthash.VNxRYAtG.dpuf
Komentar
Posting Komentar